“Jadi, orang merasa berhak dikategorikan bahwa dirinya atau pekerjaannya adalah excellent, padahal excellent itu adalah dari pihak yang menerima,” sambungnya.
Sebelumnya, profesor ini juga menjelaskan bahwa excellent adalah kategori penilaian yang diberikan orang lain berdasarkan referensi, target, atau ekspektasi pihak tersebut.
Sehingga, karyawan yang menjalankan tugasnya bisa jadi merasa sudah memberikan yang terbaik namun tidak mendapatkan excellent karena tidak sesuai dengan keinginan atasannya.
Baca Juga: Inovasi Jadi Hal Penting, Sandiaga Uno: Anak Muda Jangan Cuma Rebahan!
“Oleh karena itu, yang disebut excellently itu harus dikomunikasikan juga. Kalau saya melihat adalah kalau ada progres, ada usaha, ada sesuatu yang bisa dikontribusikan,” tambahnya menjelaskan.
Karyawan bisa mewujudkan excellent itu dengan melakukan one step ahead atau satu langkah lebih maju daripada apa yang pernah dicapai atau dikerjakannya sebelumnya.
“Sebagai atasan harus bisa memperbaiki, mengoreksi, dan memberi feedback,” ujarnya.
Baca Juga: Jadi Investasi di Hari Tua, Terapkan 4 Motivasi Olahraga yang Benar!