Bandung, Sonora.ID - Sudah ada 4.070 tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Barat (Jabar) yang mendapatkan vaksin Covid-19. Ini didapat dari total pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari di tujuh kabupaten/kota pada 14 hingga 16 Januari 2021.
Rincian tujuh daerah dan jumlah nakes yang sudah divaksin tersebut yaitu Kota Bandung (1.783 nakes), Kabupaten Bandung (42 nakes), Kota Bekasi (694 nakes), Kota Bogor (568 nakes), Kab. Bandung Barat (442 nakes), Kota Cimahi (420 nakes), dan Kota Depok (121 nakes).
Selain nakes, baru 69 pejabat publik, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, dari tujuh daerah tersebut, yang mendapat vaksinasi.
Baca Juga: Balikpapan Siapkan 47 Lokasi Untuk Menggelar Vaksinasi Covid-19
"Vaksinasi berlangsung lancar di tujuh wilayah Jabar. Ada 4.070 nakes yang sudah divaksin dalam tiga hari," ucap Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil) usai memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021).
Selain itu, pada agenda pencanangan vaksinasi, terdapat sejumlah tokoh yang ditunda untuk divaksin karena tensi tubuh yang tinggi atau di atas 140/90 sehingga tidak lolos penapisan atau skrining awal.
"Dari 90 tokoh yang ditargetkan untuk divaksin, pada hari-H tidak semua bisa disuntik karena tekanan darahnya tinggi. Ada 21 orang yang ditunda, menunggu tensi turun minimal di 140," kata Emil.
Terkait program vaksinasi oleh pemerintah pusat ini, tidak ada penolakan di Jabar karena edukasi yang relatif baik. Meski begitu, Gubernur berharap agar manajemen data penerima atau sasaran bisa disesuaikan kepada kesiapan masing-masing daerah.
Baca Juga: Catatan Beberapa Efek Samping Penyuntikan Vaksin Covid-19, Ahli: Pertanda…
"Yang datang untuk divaksin tidak 100 persen seperti yang ditargetkan m pemerintah pusat via SMS. Ini yang akan kita sinkronisasi dengan pusat agar Pemerintah Provinsi Jabar diberi kewenangan lebih besar untuk mengelola siapa-siapa yang divaksin atau tidak, supaya kami mudah melacak," ucapnya.
"Karena datanya ada di pemerintah pusat, siapa yang tidak datang, kami tidak tahu. Karena kami tidak tahu, kami tidak bisa memberikan pertolongan apakah karena tidak ada transportasi atau tidak diberi tahu. Ini yang akan dibenahi sebelum manajemen vaksinasi kepada masyarakat umum di tahap selanjutnya," tambahnya.
Ridwan Kamil pun menegaskan, vaksinasi merupakan opsi paling memungkinkan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity demi menghentikan pandemi global COVID-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Dirut BPJS Kesehatan: Vaksin Covid-19 Aman & Halal, Mari Kita Sukseskan Bersama
"Untuk mencapai kekebalan masyarakat ada tiga pintu. Pertama, vaksinasi sehingga bisa imun. Kedua, mohon maaf yang terpapar, setelahnya kebal (menjadi imun). Ketiga, diam di rumah, tidak ke mana-mana, sampai kekebalan masyarakat hadir. Pilihan ketiga repot secara sosial, maka pilih pintu pertama divaksin agar bisa berkegiatan seperti biasa," ujarnya.
Selain membahas vaksinasi, Gubernur juga menjelaskan terkait perkembangan COVID-19 di Jabar. Ia melaporkan, per 17 Januari 2021, tingkat keterisian tempat tidur atau ruang isolasi (Bed Occupancy Rate/BOR) dari 308 rumah sakit rujukan COVID-19 se-Jabar mengalami penurunan.
"Tingkat keterisian ruang isolasi kita bisa turun 5 persen (dari minggu lalu). Tadinya (per 10 Januari 2021) adalah 77,87 persen sekarang (per 17 Januari 2021) di angka 72,45 persen. Mudah-mudahan seterusnya bisa berkurang," kata Kang Emil.
Baca Juga: RSHS Bandung Siap Lakukan Vaksinasi Covid-19 Hingga 400 Orang Perhari
Rinciannya, per 17 Januari 2021, Ruang Isolasi Hijau terisi 65,51 persen, Ruang Isolasi Kuning terisi 83,07 persen, Ruang Isolasi Merah terisi 74,65 persen, IGD terisi 43,28 persen, dan ICU terisi 68,67 persen.
Adapun BOR Pusat Isolasi se-Jabar adalah 62,99 persen. Sementara BOR Rumah Sakit Darurat COVID-19 Secapa AD sebesar 18,78 persen, dengan rincian dari 180 tempat tidur terisi 34 tempat tidur.
"(Rumah sakit darurat) di Secapa AD sudah mulai dipergunakan, sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan," ucap Kang Emil.
Baca Juga: RSHS Bandung Siap Lakukan Vaksinasi Covid-19 Hingga 400 Orang Perhari
Selain itu, per 17 Januari 2021, Case Recovery Rate (CRR) atau tingkat kesembuhan di Jabar sebesar 80,86 persen, berada di bawah rata-rata nasional sebesar 81,10 persen.
Tingkat kematian (Case Fatality Rate/CFR) di Jabar per 17 Januari 2021 adalah 1,20 persen, sementara nasional adalah 2,9 persen. Angka Reproduksi Efektif (Rt) di Jabar per 16 Januari 2021 adalah 2,54 dengan rata-rata 14 hari terakhir sebesar 1,78.
Terkait level kewaspadaan, dari data periode 11 hingga 17 Januari 2021, terdapat enam daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar yakni Kabupaten Bandung, Kab. Ciamis, Kab. Karawang, Kab. Bandung Barat, Kota Bekasi, dan Kota Depok. Lainnya, terdapat 14 Zona Oranye (Risiko Sedang) dan 7 Zona Kuning (Risiko Rendah) di Jabar.
"Minggu ini ada enam daerah Zona Merah. Yang (membuat) kita prihatin adalah Karawang yang masih Zona Merah selama enam minggu berturut-turut. Kami akan lakukan kunjungan kerja secepatnya ke sana," pungkasnya.
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Harnojoyo : Saya Merasa Lebih Sehat