Dengan kata lain, testing mandiri yang dilakukan orang-orang jika akan berpergian tidak masuk ke dalam testing epidemiolog.
"Bukan orang yang mau pergi kayak saya mau menghadap Presiden. Nanti lima kali tes standar WHO segera terpenuhi satu perseribu (per pekan)," tutur Budi.
"Tetapi tidak ada gunanya testing itu secara ilmu epidemiologi. Nah hal-hal seperti itu yang harus dibereskan," tambahnya.
Baca Juga: Tetap Terinfeksi Covid-19 Meski Sudah Divaksin, Ini yang Perlu Diketahui
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan ( Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan menggunakan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai basis data untuk vaksinasi Covid-19.
Alasannya, KPU baru saja menggelar Pilkada 2020 sehingga data yang ada masih aktual dengan kondisi masyarakat di daerah.
Selain itu, Budi juga menyebut sudah kapok menggunakan data Kementerian Kesehatan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Saya akan perbaiki strategi vaksinasinya. Supaya tidak salah atau bagaimana. Saya sudah kapok, saya tidak mau lagi memakai data Kemenkes," ujar Budi dikutip dari acara yang sama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkes: Cara Testing Covid-19 di Indonesia Salah dan Tidak Efektif"