Banjar, Sonora.ID – Sebuah video berlatar belakang banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) viral di media sosial. Dalam rekaman video itu disebutkan bahwa masyarakat di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar sedang dilanda kelaparan. Penyebabnya karena bantuan sembako untuk korban banjir, tidak terdistribusi maksimal ke daerah yang dikenal wisata pasar terapung tersebut.
Oleh pemerintah Kabupaten Banjar, video itu dinyatakan informasi palsu.
“Itu Hoax. Tidak benar warga Lok Baintan kelaparan,” tegas Bupati Banjar, Khalilurrahman, ketika dimintai keterangan pada saat Press Conference Penanganan Banjir, pada Senin (25/01) sore.
Baca Juga: Angkasa Pura I Balikpapan Berikan Bantuan Korban Bencana Banjir Kalsel
Pihaknya menurut Khalil, sudah turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar luas di masyarakat. Namun setelah dilakukan pengecekan, tidak ada satu pun yang warga Lok Baintan yang kelaparan pada saat banjir masih melanda wilayah tersebut.
“Kita sudah memastikan ke lapangan. Tidak benar ada kelaparan,” jelas pria yang akrab disapa Guru Khalil.
Si pembuat video, lanjut Khalil, telah mengakui perbuatannya dan sudah meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat.
“Pelakukanya sudah meminta maaf,” imbuhnya.
Baca Juga: Sampah Turut 'Membanjiri' Jalanan, Petugas Kebersihan di Banjarmasin Kewalahan
Dalam menangani bencana banjir, stok sembako di Kabupaten Banjar, tegas Khalil, masih cukup untuk beberapa hari ke depan. Kendati tetap mengharapkan bantuan dari pihak luar, karena untuk komoditas tertentu persediaannya mulai menipis.
“Alhamdulillah stok kita aman untuk beberapa hari ke depan. Namun kita tetap mengharapkan bantuan untuk persediaan,” tutup Guru Khalil.
Mendengar keterangan dari Bupati Banjar, Danrem 101/Antasari, Brigjen Firmansyah, bereaksi keras dengan meminta kepada aparat berwajib untuk menindak si pembuat hoax.
“Segera lacak orangnya jangan sampai ini terulang kembali,” tegas Firman.
Baca Juga: PT Jasa Marga Sumbang Korban Banjir Gunung Mas, Bogor
Konsentrasi dalam menangani bencana banjir, terang Firman, jangan sampai terganggu dengan ulah oknum warga yang tidak bertanggung jawab.
“Habis nanti energi kita mengurusi sesuatu yang tidak benar. Kita sudah berjibaku menanggulangi banjir,” imbuhnya.
Selain video hoax, Firman juga meminta aparat kepolisian untuk menertibkan spanduk-spanduk provokatif berkaitan dengan penanganan banjir di Kalsel. Hal itu berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap pemerintah daerah, TNI/Polri, relawan dan lainnya yang sudah mengorbankan waktu dalam membantu penanganan banjir.
“Itu tolong juga ditertibkan spanduk di depan perumahan Citra Land karena sangat provokatif,” tutupnya.