"Ketika terjadi banjir yang memaksa warga mengungsi ke tempat keluarga atau tempat-tempat pengungsian umum, pengungsi kerap kesulitan dalam menerapkan protokol kesehatan. Khususnya mengenakan masker, menjaga jarak dan kebersihan," ucapnya, saat dihubungi Smart FM Banjarmasin.
Hidayatullah menjabarkan, untuk Kota Banjarmasin, kelurahan yang cukup banyak pengungsinya adalah Kelurahan Sungai Jingah, Tanjung Pagar, Pemurus Dalam, Sungai Lulut, Antasan Kecil Timur, Alalak Selatan, Sungai Andai, Surgi Mufti, Pemurus Baru, Kelayan Dalam, dan Kelayan Timur.
"Potensi pertumbuhan CoVID-19 akan lebih tinggi di daerah-daerah terdampak banjir yang menyebabkan banyak warga mengungsi," jelasnya,
Baca Juga: Berusaha Cari Bantuan Sendiri, Warga Pengungsi Datangi Balaikota Banjarmasin
Ia berharap, strategi 3T, khususnya testing dan tracing perlu diintensifkan di daerah-daerah yang banyak jumlah pengungsinya.
Ia menganggap, dengan deteksi dini, maka warga yang diketahui terinfeksi CoVID-19 dapat segera diisolasi.
Bahkan jika memerlukan perawatan, dapat segera dibawa ke rumah sakit rujukan terdekat.
"Sedangkan tracing, diperlukan untuk mengetahui potensi penularan dari warga terinfeksi. Dengan cara ini, penularan lebih besar dapat dicegah. Kemudian, juga mencegah kemungkinan kondisi sakit yang lebih parah, termasuk memitigasi bertambahnya kasus meninggal karena keterlambatan penanganan," tutupnya
Baca Juga: Berusaha Cari Bantuan Sendiri, Warga Pengungsi Datangi Balaikota Banjarmasin
Sebelumnya diberitakan, dari sekian banyak lokasi yang menjadi pengungsian, gedung Terminal Tipe B Kilometer 6 adalah salah satuny.