Sonora.ID - Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah salah satu hal yang membuat rumah tangga menjadi tidak nyaman dan tak jarang berujung pada perpisahan.

Kekerasan tersebut terjadi di dalam keluarga atau rumah tangga, bukan hanya secara fisik tetapi juga bisa secara psikis atatu emosional.

Sayangnya, hal ini sering kali tidak disadari sebagai salah satu bentuk KDRT karena selama ini KDRT lebih identik dengan kekerasan secara fisik.

Baca Juga: Marak #JusticeforJohnnyDepp setelah Kabar Johnny Depp Jadi Korban KDRT

Berikut ini adalah 8 tanda Anda mengalami KDRT emosional.

Curiga & Tak Memberi Privasi

Meski sudah berada dalam ikatan rumah tangga, namun masing-masing anggota keluarga masih membutuhkan privasi.

Ketika dompet, tas, dan ponsel Anda selalu diperiksa tanpa alasan yang jelas, serta pasangan Anda selalu menaruh curiga, berarti Anda sudah mengalami KDRT secara emosional.

Pasalnya, hal-hal seperti ini adalah bukti Anda dalam pantauan, yang menandakan pasangan Anda penuh curiga, tidak percaya, dan cemburu.

Baca Juga: Tak Terima Dicurigai Atas Kematian Lina, Teddy: Sule Lakukan KDRT Terhadap Lina

Melarang aktivitas

Hal ini sering kali terjadi, bahkan sebelum masuk pada tahap rumah tangga yaitu pacaran. Banyak orang yang melarang pasangannya untuk melakukan aktivitas tertentu.

Bahkan, ada juga yang mendapatkan larangan untuk bergaul atau bersosialisasi dengan teman bahkan berkomunikasi pun dilarang.

Cara ini dimaksudkan untuk memperlemah Anda, maka ini masuk dalam bentuk KDRT.

Baca Juga: Pernah Nyangkut di Toxic Relationship? Ini 3 Tanda Trauma yang Sering Diabaikan

Mengancam

Hal yang satu ini sudah menjadi penanda yang sangat jelas bahwa Anda sedang mengalami rumah tangga yang tidak baik.

Bentuk intimidasi untuk memberikan ketakutan pada Anda tersebut membuat Anda merasa lemah dan lumpuh.

Menuduh

Memberikan tuduhan tanpa bukti yang kuat juga adalah salah satu perilaku KDRT atau kekerasan secara psikis.

Baca Juga: Pernah Nyangkut di Toxic Relationship? Ini 3 Tanda Trauma yang Sering Diabaikan

Apalagi tuduhan ini kemudian dijadikan alasan paling tepat untuk memulai perilaku kasar kepada Anda secara fisik.

Memberikan cap buruk

Memanggil pasangan dengan cap buruk cendeurng bisa memberikan tendensi menjatuhkan kepercayaan diri pasangan.

Misalnya disebut sebagai si gembrot, si jelek, si manja, bisa membuat pasangan tidak nyaman dan sama menyakitkannya dengan kekerasan fisik.

Baca Juga: Jangan Sampai Terjebak di Dalamnya, Ini 5 Tanda Pertemanan Toxic

Kontrol penuh

Tidak memberikan kepercayaan kepada pasangan untuk melakukan apa pun sendiri atau mandiri, bukanlah bentuk perhatian.

Namun, hal tersebut lebih kepada pasangan Anda ingin memiliki kontrol penuh dalam kehidupan Anda, apa lagi ketika ia ingin selalu tahu kondisi Anda tiap menit.

Anda bisa jadi merasa terancam dengan hal tersebut.

Baca Juga: Tak Harus Selalu Berpikir Positif Agar Terhindar Dari Toxic Positivity

Memaksa berhubungan intim

Hubungan intim dalam sebuah rumah tangga memang bagaikan kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi hal ini bisa terjadi jika kedua pihak menginginkannya.

Hubungan intim yang paksakan bisa menyebabkan luka psikis yang mendalam.

Membatasi keuangan Anda

Mengontrol keuangan memang harus dilakukan dalam sebuah rumah tangga, tetapi jika kedua pihak bekerja dan ingin membeli barang pribadi dan dilarang, maka hal tersebut termasuk dalam KDRT emosional.

Anda menjadi sangat bergantung pada pasangan dan menyulitkan Anda untuk bergerak.

Baca Juga: 5 Alasan yang Salah untuk Menikah, Ingat Ini Agar Tak Salah Langkah