Sonora.ID - Virus corona hingga kini masih menyebar di berbagai negara di penjuru dunia. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu pun kini telah bermutasi di Inggris dan beberapa negara lain.
Untuk mengetahui asal usul virus corona, tim ahli dari World Health Organization (WHO) saat ini tengah melakukan penelitian langsung di Wuhan, China.
Tujuan utama yang didatangi oleh tim WHO adalah mereka keluarga korban yang pertama kali diketahui mengidap Covid-19 pada akhir 2019 lalu.
Bersamaan dengan kedatangan tim WHO ini, keluarga korban virus corona di Wuhan menyatakan, pihak berwenang di China menghapus grup media sosial mereka dan meminta mereka untuk diam.
Baca Juga: China 'Halangi' Tim WHO untuk Menyelidiki Asal Usul Virus Corona
Melansir Guardian, keluarga korban virus corona di Wuhan tergabung dalam grup di platform media sosial WeChat. Sekitar 80 hingga 100 orang anggota keluarga korban tergabung dalam grup ini. Namun tiba-tiba sekitar 10 hari lalu, grup yang mereka bentuk dihapus tanpa penjelasan.
“Tim sangat bersimpati kepada pasien yang selamat dari Covid-19 dan keluarga dari mereka yang kehilangan nyawa karena Covid-19. Tim akan berbicara dengan beberapa pasien Covid-19 awal dan mungkin beberapa keluarga almarhum," ujar salah satu anggota tim WHO seperti dilansir dari Guardian.
Zhang Hai, salah satu keluarga korban yang tergabung dalam grup tersebut menyatakan, banyak anggota keluarga yang marah karena otoritas China awalnya mengecilkan ancaman virus tersebut ketika wabah pertama kali muncul. Mereka pun berusaha mengajukan tuntutan hukum kepada pemerintah Kota Wuhan.
“Ini menunjukkan bahwa (otoritas China) sangat gugup. Mereka takut jika keluarga-keluarga ini akan menghubungi para ahli WHO, "kata pria berusia 51 tahun itu. Ia menambahkan," Ketika WHO tiba di Wuhan, (pihak berwenang) secara paksa menghilangkan (kelompok itu). Akibatnya kami kehilangan kontak dengan banyak anggota."
Puluhan orang telah bersatu secara online dalam upaya bersama untuk mempertanyakan akuntabilitas pejabat Wuhan, saat menangani wabah Covid-19 yang melanda kota ini setahun yang lalu. Wabah telah menyebabkan lebih dari 4.000 kematian yang tercatat secara resmi di sana.
Banyak keluarga korban yang tidak mempercayai jumlah kematian resmi. Mereka mengatakan, kelangkaan pengujian selama hari-hari awal pandemi yang kacau, menyebabkan banyak orang kemungkinan besar telah meninggal tanpa dipastikan mengidap virus corona.