Banjarmasin, Sonora.ID - Lebih dua pekan sudah Kota Banjarmasin dihadapkan dengan bencana banjir. Dua kecamatan yang paling terdampak, yaitu Banjarmasin Timur dan Selatan, kondisi sebagian wilayahnya pun masih terendam dengan ketinggian air yang bervariasi.
Status tanggap darurat bencana banjir dan air pasang pun kembali diperpanjang untuk ketiga kalinya. Padahal jika ditarik mundur ke belakang, awalnya Pemko Banjarmasin mengira bahwa kondisi ini hanya sekedar genangan atau dalam bahasa Banjar biasa disebut 'calap'.
Hingga akhirnya, status siaga banjir pun ditetapkan, tepatnya pada 14 Januari lalu.
Baca Juga: Waspada, Klaster Pengungsian Warga Terdampak Banjir Mengintai
Namun belum genap sehari, akhirnya buru-buru meningkat menjadi tanggap darurat banjir dan air pasang karena memang kala itu banjir telah terjadi di sebagian besar wilayah.
Pemko Banjarmasin pun akhirnya dibuat gelagapan. Karena selain harus menangani banjir, juga harus melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam.
Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari membongkar bangunan-bangunan yang menyumbat saluran sungai, hingga pompanisasi untuk mempercepat surutnya air.
Baca Juga: Dua Wilayah di Banjarmasin Masih Terendam, Tanggap Darurat Bencana Diperpanjang
Pengamat Perkotaan, Hamdi pun turut memberikan apresiasi dengan langkah cepat Pemko Banjarmasin. Meskipun bak peribahasa 'nasi sudah menjadi bubur' karena banjir sudah terjadi.
"Satu sisi saya apresiasi upaya Pemko membongkar bangungan-bangunan di atas sungai. Memang orang itu kalau sudah kepentok baru sadar," ucapnya ketika dihubungi Smart FM Banjarmasin melalui telepon, Sabtu (30/01) siang.
Walaupun sebenarnya menurut Hamdi, keberadaan bangunan-bangunan di atas sungai yang bisa menyumbat itu telah berulang kali Ia ingatkan, saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin.
Baca Juga: Warga Mulai Pulang ke Rumah, Relawan Bakal Tutup Gedung Terminal KM 6 Besok
"Kenyataannya, banjir pun akhirnya terjadi. Contohnya saja di kawasan Kuripan. Kita harap kejadian ini bisa membuat banyak pihak sadar," tambahnya.
Persoalan lainnya lanjut Hamdi, adalah sungai-sungai yang sudah mengalami penyempitan dan mati, serta mengalami pendangkalan. Hingga akhirnya tidak mampu menampung air dari curah hujan yang tinggi.
"Seharusnya, dengan keberadaan sungai yang banyak banjir ini bisa dihindari," pungkasnya.
Baca Juga: Bantuan Korban Banjir Terus Berdatangan, Pemko Banjarmasin Selektif Menyalurkan
Lantas, bagaimana untuk menghindari kejadian ini tidak terulang?
Hamdi menyarankan, agar Pemko Banjarmasin benar-benar serius dalam merawat sungai-sungai dan pengawasan terhadap bangunan-bangunan di atas sungai, yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Bahkan kalau perlu, dibentuk semacam Badan atau Unit Pelayanan Teknis (UPT) hingga ke kecamatan, untuk menangani dua hal tersebut. Mengingat jika hanya di tingkat kedinasan, sulit untuk melakukan pengawasannya.
"Selama ini kan cuma bidang di PUPR. akhirnya nanti saling lempar tanggung jawab. Mumpung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah selesai, harus dibahas dengan serius," tandasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Kalsel Lagi, Ini Rencana Agendanya