“Jadi ada yang sifatnya charity, ada yang sifatnya empowering. Dengan demikian ini sifatnya bukan hanya bantuan, tetapi juga pemberdayaan,” jelas Mantan Mensos RI ini.
Atas bantuan untuk Jatim tersebut, Khofifah telah mengarahkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim berkoordinasi dengan pakar pertanian untuk bisa menyiapkan produktivitas 14-16 ton per hektar.
“Kalau ini bisa lebih merata, maka insyaallah kesejahteraan petani tidak hanya di Jawa Timur. Ini akan menjadi referensi bagi daerah-daerah lain di Indonesia bahwa petani bisa lebih produktif dengan mekanisme yang sudah disiapkan tim,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih atas doa dan support yang diberikan kepadanya sehingga bisa hasil swab negatif dan beraktivitas kembali.
“Alhamdulillah terima kasih atas doa dan supportnya, kemarin Jumat (29/01/2021) sudah di swab dan hasilnya negatif. Sehingga hari ini saya sudah bisa beraktivitas di publik,” katanya.
Baca Juga: Longsor, Tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember Tangani Tol Surabaya-Gempol
Selama masa isolasi, Khofifah telah melakukan serangkaian kegiatan melalui virtual yang bisa dilakukan 4-5 kali sehari. Hari Sabtu-Minggu pun menyisir inovasi dan program strategis OPD bahkan UPT di lingkungan Pemprov Jatim.
“Insyaallah tidak ada waktu yang idle selama masa isolasi mandiri,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, dalam sepuluh hari ini, terkumpul 4.300 ton bantuan pangan dan logistik.
Dari total bantuan, hari ini dikirimkan sebanyak 1.000 ton bantuan. Sementara pada tanggal 27 Januari 2021, ACT juga telah dikirimkan ke Sulawesi Barat sebanyak 1.000 ton bantuan pangan dan logistik.
“Sisanya masih ada di gudang-gudang kemanusiaan kami. Sebab kejadian bencana yang perlu direspon oleh kita bukan hanya Sulbar dan Kalsel,” imbuhnya.
Baca Juga: Vaksin Tahap Dua, Plt Wali Kota dan Forpimda Surabaya Disuntik