Akhirnya, Ahli Ungkap Penyebab Terjadinya Dentuman Aneh di Berbagai Wilayah Indonesia

1 Februari 2021 10:05 WIB
Illustrasi Luar Angkasa
Illustrasi Luar Angkasa ( Freepict.com)

Sonora.ID - Belakangan ini masyarakat Indonesia di hebohkan dengan suara dentuman yang terjadi di berbagai wilayah. Suara dentuman tersebut muncul di Bali hingga Lampung.

Kejadian tersebut sempat terjadi beberapa kali, hingga membuat masyarakat kebingungan dan bertanya-tanya apa yang menyebabkan suara dentuman tersebut.

Peneliti Astronomi dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional ( Lapan) Rhorom Priyatikanto menanggapi permasalahan terkait suara dentuman yang menghebohkan masyarakat.

Menurut Rhorom suara dentuman tersebut tidak mungkin berasal dari benda langit yang menghantam bumi. Menurut prediksinya dentuman tersebut tercipta lantaran fluks meteor yang menghampir bumi.

Baca Juga: Terungkap, Suara Dentuman Ternyata dari Tradisi Paskhas TNI-AU

"Tidak ada kaitannya dengan kondisi atmosfer Bumi. Ini lebih berkaitan dengan fluks meteor yang menghampiri Bumi atau faktor sosial, manusia makin mawas atau lebih mudah melaporkan (segala sesuatu).

"Bisa jadi dulu merasa ngeri bila mendengar ada suara dentuman," kata Rhorom seperti dikutip dari Kompas.com.

Meski terdengar aneh, nyatanya para ahli berpendapat bahwa hingga saat ini tidak ada bukti kuat adanya benda langit yang jatu ke bumi.

Baca Juga: Heboh Suara Dentuman Dini Hari, PVMBG: Bukan dari Anak Krakatau

"Setiap hari diperkirakan ada 10-50 meteor terang (fireball) yang masuk ke atmosfer Bumi. Meski menghasilkan jejak cahaya yang cukup terang, meteor dengan ukuran beberapa centimeter akan habis terbakar di atmosfer," jelas Rhorom.

Menurut Rhorom benda langit berupa meteor yang jatuh, khususnya yang memiliki ukuran lebih dari 1 meter (acoustic bolide) bisa masuk ke atmosfer bagian bawah dan menghasilkan dentuman atau yang disebut dengan sonic boom.

Meteor dengan ukuran ini diperkirakan jatuh ke Bumi sekitar 10 kali dalam satu tahun, tetapi akan trfragmentasi atau mengalami pecah.

"Semakin besar ukuran meteor, semakin sedikit jumlahnya dan semakin jarang pula menimpa Bumi," ujar Rhorom.

Ia mencontohkan, meteor yang jatuh dan menimbulkan suara dentuman di Bone pada 2009 diperkirakan berukuran sekitar 20 meter.

Meteor seperti itu jatuh ke Bumi dalam kurun waktu 100 tahun sekali. Peristiwa seperti ini bisa terjadi di belahan Bumi bagian mana pun, tidak selalu di Indonesia.

Dan sebesar apa pun ukuran asli meteor tersebut, saat mendekati Bumi ukurannya sudah jauh terreduksi dan menyisakan sekian persen ukuran serta massa aslinya saja.

 Baca Juga: Suara Dentuman Misterius Hingga Jakarta, Mbah Mijan: Merinding Parah..

Sementara di lain pihak, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyakini bahwa dentuman tersebut terjadi lantaran gempa atau pergerakan tanah di Indonesia.

Hal ini disebutkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi terpisah, Jumat (29/1/2021) petang.

"Iya gempa bisa memicu suara dentuman kalau gempa yang terjadi hiposenternya sangat dangkal, dekat permukaan sumbernya. Bisa keluar dentuman bahkan lightning, pancaran cahaya kilat," kata Daryono.

Selain itu, dentuman juga bisa muncul akibat adanya gerakan tanah berupa rayapan cepat di bawah permukaan Bumi yang disebabkan oleh gempa.

Terakhir, dentuman terkait gempa bumi disebut Daryono bisa muncul ketika ada asosiasi dengan aktivitas sesar.

"Dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang berlangsung sangat cepat hingga timbul suara dentuman. Apalagi jika terjadinya deformasi batuan dekat dengan kawasan lembah dan ngarai yang curam dan berrongga sehingga memungkinkan pukulan gelombang seismik bergema menimbulkan resonansi," jelas dia. 

Baca Juga: Heboh Suara Dentuman Dini Hari, PVMBG: Bukan dari Anak Krakatau

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Suara Dentuman Kerap Dilaporkan Akhir-akhir Ini?",

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Suara Dentuman Kerap Dilaporkan Akhir-akhir Ini?",

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm