Kudeta jarang mengubah kebijakan sosial dan ekonomi fundamental di suatu negara, juga tidak secara signifikan mendistribusikan kembali kekuasaan antara kelompok politik yang bersaing.
Kudeta militer adalah kejadian biasa di berbagai negara Amerika Latin di Abad ke-19 dan ke-20 dan di Afrika setelah negara-negara di sana memperoleh kemerdekaan pada 1960-an.
Penyebab kudeta militer Myanmar
Awal mula permasalahan di Myanmar bermula dari Pemilu November 2020, pemilu demokratis kedua sejak negara itu keluar dari pemerintahan militer pada 2011.
Baca Juga: Dua Pangeran Arab Saudi Ditangkap, Diduga Ingin Kudeta Raja Salman
Pihak militer memberi tuduhan bahwa ada kecurangan dalam proses pemungutan suara, sehingga perolehan suara partai NLD jauh lebih besar dari yang diperkirakan banyak orang.
Pada minggu lalu, juru bicara militer juga sempat mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan adanya kudeta jika tuduhan tersebut tak diselidiki dengan baik.
Pada Senin (1/2/2021), mereka kemudian bergerak untuk menindaklanjuti klaim itu dan menegaskan kembali otoritasnya dengan penangkapan sejumlah pemimpin partai politik karena dianggap gagal mengambil tindakan.
Baca Juga: Ledakan Dahsyat Guncang Arab Saudi, Diduga Serangan dari Yaman
Komisi pemilihan Myanmar sebelumnya telah menolak tuduhan manipulasi pemilih.
Mereka menyebut, kesalahan seperti nama yang digandakan pada daftar pemilih, tak cukup untuk memengaruhi hasil pemungutan suara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Kudeta Militer seperti Terjadi pada Aung San Suu Kyi di Myanmar?"