Sonora.ID – Saat kue keranjang mulai menjamur dijajakan di pasaran atau pun pertokoan, saat itu lah menjadi pertanda bahwa Imlek sebentar lagi tiba.
Menyantap dan membagikan kue keranjang saat Imlek tiba sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh leluhur orang-orang Tionghoa.
Berbagai hidangan khas Imlek dipercaya memiliki filosofi kemakmuran. Salah satunya adalah kue keranjang.
Baca Juga: Serba-serbi Salad Yu Sheng Khas Imlek, Aduk yang Tinggi dan Maknanya
Kue cokelat manis ini dibawa oleh para orang-orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia sejak 1-6 SM.
Kue keranjang terbuat dari adonan tepung ketan dan gula yang dicetak dalam sebuah keranjang kecil berbentuk bulat dan berlubang. Itu sebabnya kue ini disebut kue keranjang.
Kue keranjang itu lengket, kenyal, dan manis rasanya, mirip dengan dodol. Oleh karena itu, di Jawa Barat kue ini disebut dodol cina.
Baca Juga: Mengapa Tidak Boleh Sapu Rumah Saat Imlek? Yuk, Simak Serba-serbi Perayaan Tahun Baru Imlek
Nama kue ini sebenarnya nian gao. Nian artinya tahun. Gao artinya kue. Nian gao adalah kue tahunan yang hanya keluar setahun sekali yaitu sekitar tahun baru Imlek.
Simbol dalam Kue Keranjang
Dilansir dari Bobo.grid.id, Kue keranjang memiliki filosofi atau simbol-simbol yang melambangkan kemakmuran, diantaranya adalah:
Baca Juga: Ucapan Tahun Baru Imlek 2020 Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris
Kue Sesaji dan Kue Keberuntungan
Kue keranjang adalah kue sesaji. Kue ini ditaruh di meja altar sejak seminggu sebelum Imlek dan baru boleh dimakan setelah hari raya Cap Go Meh. Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek.
Secara tradisi, kue keranjang adalah kue pertama yang dimakan di tahun baru Imlek. Dengan menyantap kue yang manis itu, diharapkan sepanjang tahun itu hidup akan berjalan dengan manis penuh keberuntungan.
Kue ini pun tak boleh disajikan sembarangan. Paling tidak jangan menyajikannya dalam jumlah empat potong. Karena bagi orang Tionghoa, empat atau shi artinya mati dan bukan merupakan hal baik atau akan bernasib sial.
Baca Juga: Jelang Imlek, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Virus Corona
Lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil. Kalau pun akan disajikan dalam jumlah genap, paling baik disajikan enam buah. Dan yang tak boleh dilupakan, kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.