Semarang, Sonora.ID - Benteng Pendem Ambarawa merupakan salah satu saksi bisu dalam sejarah kolonialisme Belanda. Seperti kita ketahui, Ambarawa merupakan salah satu wilayah yang erat kaitannya dengan sejarah.
Semakin erat lagi karena kita ketahui salah satu moment bersejarah terjadi di sini yaitu Palagan Ambarawa.
Salah satu bentuk peninggalan dari peristiwa bersejarah tersebut yaitu Fort Willem I atau lebih dikenal dengan Benteng Pendem Ambarawa. Pendem yang berarti terpendam, karena letaknya yang berada di tengah sawah.
Baca Juga: Stasion Citarum Semarang Disewakan untuk Publik dengan Harga Rp 3 Juta, Berminat?
Menurut sejarahnya, pada awal dibuatnya benteng ini digunakan sebagai barak, gudang logistik dan juga penjara pada tahun 1834.
Kemudian setelah Jepang menduduki Jawa, bangunan ini dijadikan sebagai tahanan. Ketika terjadi peristiwa Palagan Ambarawaa, benteng ini sempat direbut oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Nama benteng ini diambil dari nama Raja Belanda Willem Frederik Prins Vans Oranje-Nassau. Benteng ini dikerjakan oleh ribuan pekerja yang pada awalnya dengan tujuan sebagai gudang logistik perang, kendaraan berat, serta menampung serdadu.
Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Outbond Seru di Sekitar Semarang
Jika ingin berkunjung ke tempat ini kamu cukup membayar Rp 5.000, letaknya berada di tengah persawahan Desa Lodoyong RT 07 RW 03.
Menuju ke lokasi ini untuk kendaraan mobil bisa parkir di rumah warga atau tepi sawah, kemudian berjalan selama kira-kira 5 menit.
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai, namun di lantai 2 wisatwan tidak diperbolehkan naik karena digunakan sebagai tempat tinggal.
Untuk masuk ke tempat ini kamu harus melewati lengkungan gerbang yang tampak seperti lorong, bangunan di sini terlihat kuno dengan dinding yang sudah mengelupas namun tidak menghilangkan kesan kokoh, dan malah menambah kesan estetika.
Baca Juga: Serabi Ngampin, Wisata Kuliner Legendaris Khas Kota Ambarawa
Benteng ini memang benar kokoh, seperti disebutkan bahwa konon pada pembuatannya Benteng Pendem ini ditopang oleh balok-balok kayu jati yang besar.
Karena kondisi bangunan yang sudah tua, pasti kesan mistis akan selalu melekat baik siang maupun malam hari.
Namun semakin sore tempat ini semakin ramai didatangi oleh wisatawan, baik hanya untuk berfoto ria atau ada juga yang melakukan foto pre-wedding.