Sonora.ID - Sejak awal pekan ini, kabar tentang kudeta salah satu partai politik di Indonesia menjadi salah satu pemberitaan yang bayak disoroti.
Pasalnya, kabar tersebut menyeret nama-nama besar dalam politik, bahkan sempat menyeret pihak Presiden Jokowi beserta orang-orang di sekitar Istana.
Tak luput dari tudingan tersebut, mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie juga digadang-gadang menjadi bagian dalam melengserkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga: Demokrat Ungkap Cara Moeldoko Ambil Alih Partai dari AHY
Tudingan tersebut kemudian membuat Marzuki Alie bertindak tegas, dan menyatakan akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Pasalnya, pihaknya tidak terima namanya disebut dan dituduh dalam kasus kudeta yang hingga saat ini belum jelas kebenarannya.
“Jadi saya akan lakukan langkah hukum, pasti. Untuk memberikan pelajaran kepada yang mengurus saat ini supaya hati-hati dengan ucapan,” tegasnya dikutip dari Kompas.TV.
Baca Juga: AHY Sebut Ada Orang Dekat Jokowi yang Ingin Kudeta Partai Demokrat
Lebih dari itu, pihaknya juga menyebutkan beberapa kader yang memberikan tuduhan tersebut untuk memberikan bukti lebih lanjut.
“Syarief Hasan, Herman Khaeron, Rachland Nashidik, menyebutkan nama. Itu artinya mereka sudah menuduh. Ini harus dibuktikan,” sambung mantan Ketua DPR tersebut.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, keputusan dirinya membawa tudingan tersebut ke jalur hukum adalah untuk memberikan pembelajaran kepada kader Demokrat.
Baca Juga: Isu Demokrat Akan Dikudeta, Jokowi Diminta Segera Beri Klarifikasi
Marzuki bahkan menyatakan setidaknya pihak-pihak tersebut diberikan sanksi oleh partai.
Namun, setelah mengirimkan pesan singkat kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sang pendiri partai terkait, dirinya belum mendapatkan respon apa-apa.
Sejauh ini, AHY sebagai pihak pertama yang mengungkap adanya kudeta tersebut pun belum secara gambling menyebutkan nama-nama orang yang diduga ingin mengambil paksa kepemimpinan di partai pimpinannya tersebut.
Baca Juga: AHY Tuding Istana Rebut Kekuasaan Demokrat, Moeldoko: Jangan Ganggu Pak Jokowi