Sonora.ID - Dalam Gebyar Vaksinasi Covid-19 secara serempak di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar), tercatat sudah sekitar 89.000 tenaga kesehatan dan nonkesehatan Jabar telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada Rabu (3/2/2021) memulai Gebyar Vaksin COVID-19 bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Nonkesehatan untuk Wilayah Jawa Barat di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jalan Tamansari No. 73, Kota Bandung.
Menurut Wagub, gebyar vaksin ini menjadi role model pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, dengan target 150.000 nakes akan selesai divaksinasi dalam dua hingga tiga pekan mendatang.
Baca Juga: Ratusan Tenaga Kesehatan di Kotamobagu Antusias Dapat Vaksin Covid-19
“Ini berita yang menggembirakan, bahwa vaksin di Jawa Barat akan selesai untuk tahap pertama sekitar dua minggu atau tiga minggu dari sekarang. Dimana sekitar 150.000 tenaga kesehatan dan non kesehatan bisa mendapat vaksin,” ucap Wagub yang kerap disapa Kang Uu ini dalam jumpa persnya usai membuka dan memantau pelaksanaab Gebyar Vaksin Covid-19 di Sabuga Bandung, Rabu (3/2/2021).
Kang Uu mengungkapkan, setelah sasaran vaksin nakes terpenuhi, selanjutnya vaksinasi akan menyasar lapisan masyarakat lainnya dengan estimasi target seitar 33,5 juta orang dengan target satu tahun.
“Setelah tenaga kesehatan selesai divaksin, maka vaksinasi akan berlanjut untuk masyarakat, sehingga Jawa Barat sekitar satu tahun ke depan 80 persen masyarakat Jawa Barat yang diestimasikan sekitar 33,5 juta masyarakat Jawa Barat akan segera selesai divaksin,” ungkap Kang Uu.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Gelar Vaksinasi Covid-19 Secara Massal, Berikut Jadwal Selengkapnya
Ia pun mengingatkan, vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 selain sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas).
Wagub menekankan agar masyarakat tidak meragukan vaksin COVID-19 karena MUI sudah mengeluarkan sertifikat halal dan BPOM menyatakan aman.
Sementara itu di tempat yang sama, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengapresiasi Pemprov Jabar atas pelaksanaan Gebyar Vaksinasi serempak. Menurutnya, pola serempak dengan cakupan di atas 10.000 sasaran dinilai luar biasa.
Baca Juga: Ahli Epidemiologi Sumsel Sebut Wacana Vaksinasi Mandiri Harus Disertai Pencatatan yang Rapi
“Saya memberikan apresiasi yang luar biasa untuk Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat karena sudah melakukan inovasi model pelaksanaan imunisasi secara serentak bergerak seluruh kabupaten/kota,” ujar Maxi.
“Kemarin di Surabaya baru 4.000, rekor MURI dapat di Yogyakarta cuma 3.000. Tapi kalau hari ini bisa di atas 10.000 ini sangat luar biasa dan akan jadi pola. Akan kami laporkan ke Pak Menteri Kesehatan dan mungkin ke Pak Presiden bahwa ini adalah pola yang sangat baik,” tuturnya.
Metode vaksinasi serempak ini, kata Maxi, juga menjadi uji coba vaksinasi tahap dua untuk pelayan publik yang lebih masif lagi. Diperkirakan, jumlah masyarakat pelayan publik seperti guru, dosen, ASN, TNI/Polri, pegawai BUMN dan BUMD, serta perangkat desa mencapai lebih dari 18 juta orang, sehingga target vaksinasi bagi palayan publik rampung pada April 2021 bisa dicapai.
Maxi juga mengungkapkan, pihaknya ingin menargetkan para pedagang pasar sebagai sasaran vaksinasi setelah nakes. Ia mengatakan konsep vaksinasi yang disarankan adalah konsep jemput bola melalui vaksinasi mobile.
Namun, konsep ini membutuhkan koordinasi yang kuat antara pemeritah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah pusat.