Makassar, Sonora.ID - Ekonomi Sulawesi Selatan mengalami kontraksi sebesar 0,70 persen sepanjang tahun 2020 lalu.
"Sulsel masuk dalam 31 provinsi di Indonesia yang mengalami pertumbuhan kontraksi atau negatif di tahun 2020," kata Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah dalam keterangan virtual melalui kanal youtube, Jumat (5/2/2021).
Data yang diterima mengenai siklus ekonomi. Hanya di kuartal pertama yang menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,05 persen secara tahunan atau year on year.
Baca Juga: Pelantikan Danny-Fatma Sisa Hitung Hari, Pemkot Makassar Lelang Jabatan Eselon II
Tiga kuartal selanjutnya tercatat mines. Terendah di triwulan dua yang terkontraksi hingga mines 3,87 persen.
"Kalau kita lihat ada perbaikan ekonomi, meski masih mengalami kontraksi," tambahnya.
Yos menjelaskan perekonomian Sulsel berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2020 mencapai Rp 504,48 triliun.
Baca Juga: Sulsel Terima Hibah 13 Unit Ambulans dan Damkar dari Ehime Jepang
Sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel, tertinggi berasal dari Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar 0,77 persen.
Diikuti jasa pendididkan sebesar 0,32 persen, kemudian jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,20 persen.
"Konstruksi sebesar 0,19 persen, Real Estate sebesar 0,13 persen serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 0,08 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dari lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi sedalam mines 2,04 persen," jelasnya.
Adapun struktur PDRB Sulsel menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2020 tidak menunjukkan perubahan berarti.
Baca Juga: Pejabat Pemkot Ramai Ajukan Pindah, BKN Sebut Ada Faktor Politik
Perekonomian Sulsel masih didominasi oleh empat lapangan usaha yaitu pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontribusi 21,70 persen.
Disusul perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi
serta industri pengolahan.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sulsel mencapai 63,34 persen," tutupnya.
Baca Juga: Dana Hibah Belum Cair, Pengusaha Hotel di Makassar Mengadu ke Wali Kota Terpilih