Penyebab parosmia
Parosmia akan muncul setelah saraf pendeteksi bau rusak karena infeksi atau penyakit lainnya. Dalam kondisi normal, saraf indra penciuman bertugas memberitahu otak untuk menafsirkan suatu informasi kimiawi pembentuk bau.
Kerusakan saraf membuat otak salah mengenali bau tertentu. Ada beberapa penyebab parosmia, antara lain:
- Infeksi virus dan bakteri, seperti virus corona
- Cedera kepala
- Kebiasaan merokok
- Paparan bahan kimia
- Efek samping pengobatan kanker
- Penyakit alzheimer dan parkinson
- Tumor
Baca Juga: Waspada, Ruam di Kulit Dicurigai Jadi Gejala Infeksi Virus Corona
Cara mengatasi parosmia
Parosmia yang disebabkan faktor lingkungan, efek samping pengobatan, atau merokok umumnya bisa disembuhkan dengan mengantisipasi penyebab utamanya.
Di beberapa kasus, cara mengatasi parosmia memperlukan tindakan operasi. Dokter juga jamak merekomendasikan terapi dengan zinc, vitamin A, dan obat antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.
Selain itu, penderita parosmia juga diarahkan untuk melatih indra penciuman seperti terapi untuk anosmia atau tak bisa mencium bau.
Cara menyembuhkan parosmia dengan terapi bau bisa dilakukan dengan mencium bau empat jenis aroma yang berbeda setiap pagi.
Dengan latihan mengenalkan beberapa bau yang berbeda tersebut, memori indra penciuman penderita kembali diasah.
Parosmia umumnya dapat sembuh sendiri seiring berjalannya waktu. Lamanya pemulihan masalah kesehatan ini tergantung penyebabnya.
Untuk parosmia yang disebabkan virus atau bakteri, indra penciuman umumnya akan kembali normal dalam waktu dua sampai tiga tahun.
Baca Juga: Tetap Terinfeksi Covid-19 Meski Sudah Divaksin, Ini yang Perlu Diketahui
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Apa itu Parosmia, Gejala Covid-19",