Sonora.ID - Saat menikmati menu lalapan pasti kita sudah tidak asing lagi dengan makanan pendamping seperti tah, tempe dan sayur kol.
Sayur Kol itu sendiri sekarang sudah menjadi makanan poupler dan diminati banyak orang Indonesia, terutama kol goreng.
Namun, sebenarnya mengkonsumsi kol goreng secara berlebihan atau secara terus menerus dapat memberikan efek negatif bagi tubuh kita. Mulai dari masalah kulit hingga memicu kanker.
Secara umum, sebenarnya kol mentah memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh, hal ini dikarenakan sayur kol yang tergolong dalam sayuran hijau dan memiliki segudang vitamin serta zat anti kanker.
Baca Juga: Sering Disepelekan, Ini Bahaya Tidur Tanpa Batal Berikut Penjelasan Medisnya
Apalagi senyawa sulforaphane yang ada dalam sayur kol bisa menguragi resiko kanker, meningkatkan kesehatan jantung dan pencernaan. Namun beda cerita saat kol tersebut digoreng.
Kol yang digoreng dengan suhu panas justru bisa memicu beragam penyakit. Hal ini dikarenakan proses penggorengan kola akan membuat sayur ini menyerab minyak berlebih dan dapat menimbulkan kolestrol tinggi.
Selain itu, dalam proses penggorengan kol akan kehilangan beberapa zat serta vitamin yang bermanfaat bagi tubuh seperti vitamin A,B,C, dan K.
Baca Juga: Ilmuan Kemukakan Bahaya Virus Nipah, Beresiko Jadi Ancaman Pandemi Berikutnya di Asia
Beberapa efek dari mengkonsusmi dari kol goreng adalah penuaan dini pada wajah.
Hal ini dikarenakan minyak yang berlebih dikol goreng dapat tertumpuk pada bagian kulit wajah dan menjadikan kulit wajah berjerawatn dan berminyak dan mengakibatkan penambahan sel mati diwajah dan mengalami penuaan dini.
Selain penuaan dini, kol yang digorang cukup lama dapat menimbulkan zat amina heterosiklik.
Senyawa inilah yang bisa menjadi stimulus untuk mengembangkan sel kanker. Sehingga orang yang mengkonsumsi kol goreng secara terus menerus rentan terkena kanker, apalagi kalau digoreng menggunakan minyak yang sudah digunakan berkali-kali.
Baca Juga: 6 Bahaya Pakai Make Up yang Sudah Expired, Yuk Cek Mulai Sekarang