Sonora.ID - Hari ini, 9 Februari didedikasikan sebagai Hari Pers Nasional atau HPN untuk mengingat dan mempertegas kembali peran pers di Republik Indonesia.
Hadir dan memberikan sambutan pada Peringatan HPN, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menyatakan bahwa pemerintah masih membutuhkan kritik dan masukan dari pihak pers.
Hal ini sejalan dengan kebebasan pers yang hingga saat ini masih terus dijaga sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999.
Baca Juga: Prihatin Dana Hibah Pariwisata Belum Cair, DPRD Makassar: Birokrasi Masa Bodoh
Dalam kesempatan tersebut, Pramono menegaskan bahwa kritik dari pers bisa membangun pemerintah ke arah yang lebih baik.
“Bagi pemerintah, kebebasan pers, kritik, saran, masukan itu seperti jamu, menguatkan pemerintah. Kita memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras, karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun lebih terarah dan lebih benar,” ungkapnya dalam kesempatan tersebut.
Dikutip dari Kompas.TV, pihaknya pun mengajak seluruh pihak pers untuk terus menjaga integritas dan menjunjung tinggi nilai kebenaran dalam menjalankan tugasnya.
Baca Juga: Ariel Pink Dikeluarkan dari Label Rekaman karena Ikut Aksi Pro-Trump
Seskab berharap pers bisa memberikan pendidikan atau edukasi kepada bangsa ini melalui setiap pemberitaan yang disajikan.
“Saya secara khusus ingin mengucapkan selamat Hari Pers Nasional. Tetaplah menjaga integritas, menjunjung tinggi nilai kebenaran di atas segalanya, serta melakukan pendidikan atau edukasi kepada bangsa ini,” sambungnya.
Pihaknya juga berharap pers akan tetap menjalankan tugas sebagai kontrol utama dalam setiap upaya bangsa Indonesia mencapai bangsa yang maju.
Baca Juga: SBY Disebut Dekat dengan Moeldoko, Demokrat: Jangan Halu
Pasalnya, kontrol dari pers, pemerintah, dan masyarakat ini diyakini bisa menjadi kunci agar Indonesia semakin baik sebagai negara demokrasi.
“Pers akan tetap menjadi kontrol utama dari kemajuan bangsa ini,” tegasnya berharap.
Di sisi lain, Pramono menyatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia dibanjiri dengan berbagai berita bohong atau hoaks yang hanya bisa dilawan dengan adanya literasi dan edukasi media secara benar.
Baca Juga: Lonjakan Tertinggi Kasus Covid-19 di Indonesia Dipicu Klaster Keluarga