Sonora.ID - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus berlanjut hingga sekarang.
Meski vaksin virus telah ditemukan, kapan berakhirnya penyebaran virus corona ini pun belum bisa dipastikan.
Sektor perekonomian telah lama terpuruk, tak jarang banyak pengusaha yang mencoba memutar otak untuk terus bertahan di tengah ketidakpastian ini.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Anindya N. Bakrie mengatakan, sebagai pelaku usaha, dirinya menganggap situasi sekarang merupakan krisis yang multidimensi karena dimulai dari krisis kesehatan hingga merambat ke krisis ekonomi.
Baca Juga: Smart Business Outlook 2021, Bangkitkan Pebisnis Menghadapi New Normal
“Situasi ini masih lebih aman dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi di tahun 1998, yang dimana krisis ekonomi saat itu tidak ada likuiditas. Sekarang ini krisis ekonomi ada likuiditas tapi tidak sampai dengan baik pada dunia korporasi,” kata Anindya Bakrie dalam webinar Smart Business Outlook 2021 yang digelar Radio Smart FM, Selasa (9/2/2021).
Menurutnya, tahun 2020 merupakan tahun yang tidak mudah dilalui oleh semua pihak terlebih pengusaha.
Meski begitu, pemerintah dan KADIN terus mendukung segala upaya yang dilakukan para pengusaha agar bisa bertahan di tengah situasi ini.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Menuju Digital Friendly, Apa yang Perlu Disiapkan?
Anindya Bakrie mengatakan, sebagai pelaku usaha harus optimis menghadapi situasi menyulitkan ini.
Dirinya memandang situasi pandemi Covid-19 layaknya permainan sepak bola.
Para pengusaha diharapkan sebisa mungkin dapat menghadapi umpan serangan dari dampak pandemi.
“Kita lagi diserang di tahun 2020 kemarin, dan yang paling penting ialah bertahan dari serangan ini,” umpanya.
Arti bertahan menurut Anindya, pertama dari managemen cash flow yang harus tetap berjalan. Kedua arus komunikasi yang baik antar stakeholder.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dimiliki UMKM Jika Ingin Terjun ke Pasar Global
Selain itu, situasi ini juga mengharuskan para pengusaha untuk bisa upscaling.
“Jadi singkatnya harus mempersiapkan hal-hal baru yang bisa dipakai untuk zaman yang baru,” tambahnya.
Dua hal yang terlihat penting dalam situasi ini, pertama bagaimana caranya agar bisa melakukan diversifikasi dari sisi bisnis yang berbasis teknologi.
Kemudian, berani untuk merubah postur daripada fiskal itu sendiri.
“Untuk bertahan mau tidak mau untuk bisnis sebelumnya budget itu hanya 30%-40%, sedangkan untuk 60% nya difokuskan kepada bisnis yang kita anggap sebagai andalan pasca pandemi,” jelas dia.
Baca Juga: Cara Bisnis Roti di Makassar Bertahan di Tengah Pandemi Covid 19
Lebih lanjut, Anindya Bakrie mengharap kepada perusahaan-perusahaan yang kecil, menengah, dan besar agar bisa lebih berinovasi ke arah digital.
Beberapa tema yang bisa dipilih perusahaan pun tergantung dari ekositemnya masing-masing.
Namun yang paling pasti, pelaku usaha harus bisa membaca consumer habbit, karena apapun itu merekalah yang dilayani oleh pebisnis.
Tak lupa, Anindya Bakrie berpesan kepada pelaku usaha untuk terus berusaha melakukan perubahan sebaik mungkin dan selalu berpikir untuk tetap bisa bertahan di situasi sekarang ini.
"Maju terus dan jangan pernah berkecil hati karena yang susah bukan kita saja tapi juga sampai ke negeri seberang juga, hanya saja yang bisa berhasil tidak semua orang," pesan Anindya Bakrie.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Pasutri Berhasil Raup Untung dari Batok Kelapa