Sonora.ID – Di masa pandemi Covid-19 ini, semua orang harus menghadapi kesulitan agar tetap bertahan hidup karena situasi semuanya menjadi berubah.
Tung Desem Waringin selaku Motivator dan Pakar Marketing No. 1 Indonesia membahas soal 5 Scale Up Business Strategy on Turbulency Era dalam acara webinar 'Indonesia Economic Outlook 2021', yang diselenggarakan dengan dukungan Prodia, Telkomsigma, Flou Cloud, Bank Sumsel Babel, Gramedia, dan Milors pada (9/2/2021).
Menurut Tung, dalam bisnis itu alangkah baiknya jika seorang pengusaha tersebut sudah melakukan antisipasi dan membaca situasi.
Baca Juga: Smart FM: Smart Business Outlook Special Chinese New Year 2021
"Antisipasi itu apa, sebelum apa yang terjadi itu kita sudah tau plus minus dan sudah membaca situasi dan bersiap-siap," ujar Tung Desem.
Menurut Tung, banyaknya bisnis yang tergeletak itu karena mereka tak pernah memiliki aset alokasi, secara keuangan pribadi juga tidak ada pasif income, dan merasa ekonomi selalu bagus.
Tung mengungkapkan beberapa strategi bisnis jitu dalam menghadapi era turbulensi seperti saat ini yang disebut ECHO:
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Menuju Digital Friendly, Apa yang Perlu Disiapkan?
Efisien dan efektif
Tung mengatakan selain efisien, kita juga harus efektif. Sebagai contoh, Tung mengatakan dalam dunia bisnis, mengurangi karyawan, working from home, atau mengurangi gaji bisa dibilang efisiensi.
Namun jika efisiensi tidak dibarengi dengan keefektifan maka hasilnya juga tak akan begitu terlihat.
Tung kembali memberi contoh, dalam hal efektif ini misalnya pegawai tetap digaji seperti biasanya, apabila ia berhasil mencapai target yang ditentukan oleh atasannya. Hal itu yang disebut efektif.
Produktifitas terkait penghasilan lah yang disebut efektif oleh Tung Desem Waringin.
Sedangkan untuk yang menengah ke atas, Tung menjelaskan mereka harus tetap membantu perekonomian di negara dengan membeli sesuatu yang dijual oleh pebisnis kecil.
Baca Juga: Vaksinasi Disebut Bangkitkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Creative dan crazy
Setelah itu ia melanjutkan, dalam menjalani bisnis itu seseorang harus kreatif dan melakukan hal-hal yang sedikit 'gila'.
Tung memberi contoh, misalnya bisnis kuliner yang sedang sepi karena tak ada pelanggan maka ia harus memberi terobosan berani seperti beli satu gratis satu, meskipun keuntungannya berkurang, tetapi lebih baik daripada tak ada penghasilan sama sekali.
Ia mengatakan, dari kreatifitas dan ide gila tersebut, maka akan muncul lah inovasi-inovasi lain untuk bisnis.
Health dan help people
Yang ketiga adalah, Anda harus perduli pada urusan kesehatan, karena bagaimana kondisinya, kita hanya bisa berusaha dan bekerja keras apabila dalam kondisi kesehatan yang baik.
Selain kesehatan, kita juga perlu membangun bisnis yang dibuat untuk saling membantu. Tung mengatakan sambil memberi contoh, agar jangan jualan sendiri, tapi bantu penjualan orang lain juga.
Baca Juga: 7 Resep Sukses Anti Gagal Capai Revolusi Hidup Ala Tung Desem Waringin
Online
Yang terakhir adalah Online, di jaman serba digital ini bisnis online sangat populer, karena pandemi ini memaksa semua orang untuk diam di rumah dan membatasi kegiatan yang dilakukan di luar rumah.
Oleh karena itu seluruh bisnis harus mulai go online untuk mengikuti perubahan di masa turbulensi ini.
Dalam memulai bisnis, Tung mengatakan bahwa modal bukanlah hal pertama yang dibutuhkan dalam bisnis, melainkan adalah timing atau waktu kemudian kerjasama atau kolaborasi.
Baca Juga: Kabar Baik, Motivator Tung Desem Waringin Kondisinya Membaik: Hati yang Gembira adalah Obat!
Tung juga menjelaskan tiga jurus lainnya apabila bisnis Anda stuck, diantaranya adalah:
Rencana baru
Menurutnya, rencana baru ini mencakup banyak hal, contohnya membuat produk baru, kemasan baru, orang baru, sistem pembinaan baru, hingga ke detail baru.
"Kalau yang Anda kerjakan masih sama, hasilnya sama brother, sister begitu turun terus ya tobat," ungkap Tung.
"Rencana baru itu sangat penting, kemudian orang baru boleh, konsultan baru boleh, wilayah baru boleh, sistem insentif baru untuk karyawan Anda, cara monitor baru, sistem pembinaan baru, merek baru," kata Tung menjelaskan.
Baca Juga: Simak, 4 Sektor Bisnis Ini akan Tokcer di Tahun Kerbau Logam 2021
Manajemen baru
Setelah harus memiliki rencana baru dan Anda tidak bisa menemukan rencana baru dalam waktu singkat, Anda harus mencari manajemen baru atau kolaborasi dengan orang baru.
Perusahaan baru
Yang terakhir, apabila dua jurus di atas tidak berhasil juga, menurut Tung Anda membutuhkan perusahaan baru.
Namun, usahakan pada jurus yang pertama, yakni membuat rencana baru untuk mengembangkan bisnis yang semakin turun tersebut.