Sonora.ID - Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang sektor kesehatan saja, tetapi sejumlah sektor pun turut terseret oleh virus corona yang pertama kali ditemukan di Indonesia pada Maret 2020 lalu.
Salah satu sektor tersebut adalah sektor ekonomi yang telah terbukti mengalami penurunan. Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mencapai angka -2 persen.
Angka tersebut diraih dari berbagai faktor termasuk UMKM yang terdampak karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, masyarakat juga melindungi diri mereka dari Covid-19 dengan lebih memilih-milih produk yang akan dibeli.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Menuju Digital Friendly, Apa yang Perlu Disiapkan?
Ekonom Indonesia, Aviliani, mengatakan adanya pandemi Covid-19 masyarakat jadi lebih hati-hati dalam memilih barang atau makanan yang mereka konsumsi. Hal itu bisa berakibat pada usaha atau UMKM.
"Di saat pandemi ada perilaku masyarakat yang berubah. Banyak bisnis yang mati karena tidak melihat kebutuhan konsumen," ujar Avilliani dalam acara Indonesia Economic Outlook 2021 yang diegelar Radio Smart FM Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Acara yang digelar dua hari pada 9-10 Februari 2021 ini mendapat dukungan dari Prodia, Telkomsigma, Flou Cloud, Bank Sumsel Babel, Gramedia, dan Milors.
Mengusung tema ‘Economic Outlook And Strategy Success And Survive On 2021’, Radio Smart FM Jakarta mengundang 9 pembicara untuk berbagi ilmunya kepada peserta.
Baca Juga: Smart Business Outlook 2021, Bangkitkan Pebisnis Menghadapi New Normal
Aviliani melanjutkan, pelaku industri harus bisa kreatif melihat pasar yang ada. Mereka harus bisa membaca apa yang dibutuhkan konsumen saat ini dan pelaku usaha bisa memenuhi hal itu.
"Seperti yang dilakukan anak muda yang bermain di e-commerce atau digital. Mereka membaca perilaku orang yang akhirnya mereka memanfaatkan peluang itu untuk mendapat keuntungan," ungkap wanita yang disapa Avi tersebut.
Ia menambahkan, meskipun sejumlah sektor mengalami penurunan karena pandemi, tidak sedikit juga sektor yang masih bisa bertahan bahkan mengalami profit yang luar biasa saat ini.
Baca Juga: Sandiaga Uno Dorong Pengembangan Parekraf Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal di Ubud
"Sektor telekomunikasi dan informasi seperti penjualan pulsa menngalami kenaikan karena sekolah, kerja semua pake telekomunikasi. Hal inilah yang mempengaruhi telekomunikasi naik hingga dua digit," tambah Avi.
Selain telekomunikasi, lanjutnya, ada sektor kesehatan yang juga mengalami peningkatan di masa pandemi.
"Kalau dulu yang peduli dengan kesehatan hanya kelas menengah atas, sekarang semua orang butuh vitamin, butuh makan sehat. Ini akan jadi tren jangka panjang. Walaupun pandemi selesai orang tetap akan menjaga kesehatan," pungkasnya.