"Dari penuturan orang tua terdahulu, beliau orang berpengaruh. Tapi saya tidak begitu mengetahui siapa beliau. Saya cuma tahu makamnya yang tergabung di sana itu," ucapnya, seraya menunjuk ke arah sebuah bangunan beratap dengan tegel berkelir putih.
Seperti yang diutarakan sebelumnya. Pemko Banjarmasin, berencana memasukkan Turbah Sungai Jingah, menjadi salah satu objek cagar budaya di Kota Banjarmasin.
Alasannya, selain sebagai situs makam para habaib tertua di Kalsel, di situ bersemayam Habib Idrus bin Hasan Al-Habsyi.
Terpisah, Dosen sekaligus peneliti sejarah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Mansyur menuturkan bahwa pihaknya masih melakukan penelitian akan sosok yang bersangkutan.
Baca Juga: Kapolda dan Bhayangkari Kalsel Ziarah ke Makam Mathilda Batlayeri
"Mengenai catatan sejarah Turbah Sungai Jingah, perlu pengkajian lebih dalam. Catatan singkat awal, kawasan itu merupakan Kompleks Makam (Turbah. Red) tertua di Kota Banjarmasin dan terdapat banyak makam para Auliya, Ulama dan Habaib," bebernya.
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan oleh pihaknya pula, Habib Idrus diketahui sebagai pemimpin komunitas orang Arab di Banjarmasin. Tepatnya, pada zaman penjajahan Belanda.
"Habib Idrus merupakan orang penting dari golongan keluarga keturunan yang duduk di Dewan Pengadilan atau Kehakiman di Banjarmasin. Lembaga pemerintahan yang dibentuk setelah Kerajaan Banjar dihapuskan Belanda per 11 Juni 1860," urainya.
Mansyur juga menjelaskan bahwa di tahun 1876, Habib Idrus wafat dan dimakamkan di Turbah Sungai Jingah Banjarmasin.