Salah satu contoh misalnya, jembatan yang menurutnya sudah tinggi, namun tetap saja diberi tanda silang merah.
"Kalau mau membongkar, mestinya dikasih tahu. Jembatan yang seharusnya itu seperti apa. Kalau dibilang kurang tinggi, jembatan yang tinggi pun saya lihat juga ditandai. Jadi salahnya dimana," keluhnya.
Ia juga menegaskan, sudah sebulan berjalan warga kesulitan untuk membuka usaha lantaran banjir yang melanda.
Sekarang, ia menilai warga kembali disulitkan dengan pembongkaran jembatan yang dilakukan oleh Pemko.
"Jembatan satu-satunya akses kok mau dibongkar. Kasihan warga. Gimana warga mau buka usaha. Mau keluar masuk lewat mana?," cecarnya.
Stefanus berharap selain hanya pembongkaran, juga ada solusi yang bisa diberikan. Misalnya setelah jembatan di tinggikan, Satgas juga mesti melakukan pengerukan sungai.