Makassar, Sonora.ID - Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin enggan menanggapi pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi saat peresmian kawasan kuliner, lego-lego beberapa waktu yang lalu.
Saat itu, model penyajian makanan dilakukan secara prasmanan. Sistem tersebut diketahui belum dibolehkan karena rentan terjadi penularan Covid 19.
Rekaman video terjadinya pelanggaran viral di sosial media. Berbagai pihak menyayangkan karena kegiatan digelar oleh pemerintah itu sendiri yang membuat aturan.
Ditemui saat jumpa pers di baruga angin mammiri, senin (15/2/2021), Rudy hanya bisa tertunduk merespon pertanyaan awak media.
Baca Juga: Diduga Lakukan Pencemaran Nama Baik Pemkab Enrekang, Oknum Wartawan Diamankan Polda Sulsel
Dia mengalihkan topik pembicaraan mengenai pembatasan jam malam.
Menurutnya, kebijakan tidak bisa memuaskan semua pihak. Olehnya, mesti ada yang berkorban untuk kepentingan bersama.
"Kebetulan saja pihak AUHM yang terdampak, kita harus mengutamakan kesehatan orang banyak dibanding diri sendiri," kata Rudy, Senin, 15 Januari 2021.
Pj Wali Kota menyampaikan apresiasi atas kinerja tim di lapangan. Mereka melakukan penutupan 11 toko lantaran melanggar protokol Covid-19.
Baca Juga: Kerja Pilkada Makassar Ditutup dengan KPU Award
Saat ditanya soal jalan keluar bagi pekerja Asosiasi Usaha Hiburan Malam, Rudy meminta mereka untuk bersabar dan berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu.
"Saat ini langkah yang paling tepat untuk mencegah penularan dengan membatasi jam malam," ungkapnya.
Sementara, Ketua Epidemiologi Covid-19 Kota Makassar Ansariadi mengatakan tren kasus selama sepekan terakhir cenderung mengalami penurunan. Namun, hal itu membutuhkan pembuktian ulang.
"Ada penurunan tapi tidak drastis, namun itu lebih baik dibanding terjadi peningkatan eksponensial," ungkapnya.
Saat ini, kasus harian Covid-19 di Makassar rata-rata 100-200. Ia mengatakan ada perubahan kasus pada pekan sebelumnya.
Baca Juga: Menjabat Hanya 6 Hari, Irwan Bachri Komitmen Kendalikan Covid di Lutim
Sementara jumlah orang yang meninggal pada pekan ini karena Covid-19 didominasi dari kalangan usia tua. Adapun jumlahnya sebanyak 26 orang. Terjadi peningkatan dari sebelumnya yang berjumlah 12 orang.
"Kalau diibaratkan kendaraan kecepatan Covid-19 di Makassar itu rata dikecepatan kencang. Penyakit menular itu tidak bisa langsung turun drastis, pasti perlahan, itu tidak mungkin," ungkapnya.
Saat ini positivity rate di Makassar 20 persen. Hal itu dinilai masih terlalu tinggi. Seba itu, Ansariadi meminta seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam memerangi pandemi Covid-19.
"Harus ada kesadaran bersama untuk melawan Covid-19," tutupnya.
Baca Juga: DPRD Berencana Lengserkan Pj Wali Kota Makassar Lewat Interpelasi