Padahal, setiap perilaku atau perkataan pengguna produk digital akan mudah terekam, termasuk buzzer sekali pun.
“Hari ini apa yang kita katakan akan terekam hampir permanen. Termasuk bagi buzzer, siapapun yang mengungkap itu, jangan sampai di kemudian hari harus men-delete yang ditulis,” tegasnya memperingatkan.
Anies menilai, ketika seseorang memutuskan untuk men-delete apa yang sudah ditulis, maka sebenarnya orang tersebut pun malu akan tulisannya.
Baca Juga: Selain Keluar dari Kota Termacet, Anies Klaim Penanganan Banjir DKI Jakarta juga Membaik
Di sisi lain, dirinya kembali memperingatkan kepada seluruh pejabat publik bahwa kritik semacam ini sudah ada sejak zaman dulu.
Maka, pejabat publik pun seharusnya tidak mempermasalahkan adanya kritik dari masyarakat. Apa lagi ketika kritik disampaikan dengan kata kasar, hal itu justru akan mempermalukan si pemberi kritik.
“Makin kasar kata-katanya, itu makin mempermalukan dirinya sendiri, bukan buat saya. Ketika orang mengkritik, rileks saja,” sambung Anies.
Baca Juga: Banggakan Jakarta di Depan Jokowi, Anies Baswedan: Keluar dari 10 Kota Termacet