Sonora.ID - Virus Ebola (EVD) saat ini tengah menjadi perhatian serius bagi para ilmuan, pasalnya penyakit langka ini disinyalir amat berbahaya untuk manusia dan berpotensi menjadi endemi.
Untuk diketahui, Virus Ebola adalah sebuah penyakit langka dan mematikan yang menyerang manusia dan juga primata, pada umumnya EVD ini sebagian besar berada di sub-Sahara Afrika.
Menurut para ilmuan, virus ebola dapat menular jika manusia melakukan kontak langsung dengan hewan yang terlah terinfeksi.
Virus ini sempat menjadi penyakit paling mematikan di negara Republik Demokratik Kongo. Bahkan dalam setahun, virus tersebut membunuh lebih dari 1.800 orang.
Baca Juga: Mengenal Virus Nipah: Gejala, Cara Penularan dan Pencegahannya
Guinea secara resmi telah menyatakan virus Ebola yang mereka hadapi, telah menjadi epidemi Ebola, setelah tiga orang meninggal dunia dan empat orang masih dalam perawatan karena Ebola, Minggu (14/2/2021),
Virus Ebola dilaporkan telah merenggut banyak nyawa selama beberapa tahun belakangan ini dan membuat Afrika terperangkap.
Tapi apa sebenarnya Ebola itu dan apa yang bisa kita lakukan? Melansir Cordaid, berikut ini delapan fakta yang mungkin belum Anda ketahui tentang virus Ebola yang mematikan ini.
Baca Juga: Usai Divaksin, Berapa Lama Kekebalan Tubuh Terhadap Virus Akan Terbentuk
1. Ebola Termasuk Penyakit
Pada umumnya Ebola artau EBOV (Zaïre Ebola Virus) adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh virus ebola itu sendiri.
Virus tersebut menjangkit manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang telah terinfeksi parasit ebola.
Penyakit ini jarang terjadi, tetapi jika telah menginfeksi tubuh manusia akan sangat parah dan berpotensi mematikan.
Di Afrika, lebih dari separuh orang yang terinfeksi tidak dapat bertahan hidup. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit Ebola.
Baca Juga: Keluarga A6 Terinfeksi Covid-19, Aurel Minta yang Bertemu Keluarganya untuk Tes Corona
2. Virus dari Hewan yang Ditularkan ke Manusia
Virus ditularkan dari hewan ke manusia Masih belum jelas hewan mana yang membawa virus Ebola. Kemungkinan besar, kelelawar berperan penting dalam menyebarkan virus ini ke hewan lain.
Virus Ebola dapat ditularkan ke manusia, misalnya dengan mengolah atau memakan daging hewan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Ilmuan Kemukakan Bahaya Virus Nipah, Beresiko Jadi Ancaman Pandemi Berikutnya di Asia
3. Virus Ebola ditemukan di Republik Demokratik Kongo
Seorang ilmuwan muda Belgia bernama Peter Piot pertama kali menemukan virus Ebola di daerah terpencil di hutan hujan Kongo, pada tahun 1976.
Ia menamai virus tersebut dengan nama sungai Ebola, yang mengalir di daerah yang sama.
Sejak penemuan itu, wabah Ebola secara teratur terjadi di berbagai negara Afrika.
Baca Juga: Ahli Temukan Gejala Baru Covid-19, Pasien Akan Berhalusinasi Mencium Bau Menyengat
4. Gejala awal terinfeksi Ebola
Salah satu gejala awal seseorang trelah terinfeksi ebola adalah mengalami flu parah selama kurun waktu seminggu atau lebih.
Pada umumnya virus ini dapat menginfeksi tubuh selama 2 hingga 21 hari.
Selain flu, gejala lain yang merupakan tanda terinfeksi Ebola adalah malaria, seperti diare, kelelahan, muntah, nyeri otot, dan sakit kepala.
Baca Juga: 5 Tanda Anda Mungkin Telah Terinfeksi Virus Corona Tanpa Disadari
5. Menyerang Imunitas
Setelah terinfeksi, virus Ebola menyebar dan berkembang biak dengan sangat cepat.
Ini menyebabkan perdarahan di berbagai bagian di tubuh, mengakibatkan kegagalan banyak organ.
Baca Juga: 5 Tanda Anda Mungkin Telah Terinfeksi Virus Corona Tanpa Disadari
6. Tidak Menyebar Melalui Udara
Virus Ebola dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan (segala jenis) cairan tubuh, seperti darah, air liur, atau kotoran.
Untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut, penting untuk menghindari segala jenis kontak tubuh langsung dengan pasien.
Oleh karena itu, isolasi pasien yang cepat diperlukan dan penting. Sebagai catatan, virus Ebola tidak menyebar melalui udara atau nyamuk.
Baca Juga: Dinkes Balikpapan Selidiki Mutasi Virus Covid-19 di Wilayahnya
7. Belum Ada Vaksin
Ebola masih sangat sulit untuk dilawan, karena belum ada obat atau perawatan medis khusus yang tersedia.
Metode pengobatan baru dan penggunaan vaksinasi saat ini masih dalam tahap percobaan dan oleh karena itu belum tersedia untuk semua orang.
Baca Juga: Begini Terapi Penyembuhan Indra Penciuman Yang Rusak Akibat Covid-19
8. Jadi Epidemi di sejumlah wilayah Afrika
Pada Desember 2013, seorang anak laki-laki dari desa Méliandou, Guinée didiagnosis dengan Ebola. Ini ternyata menjadi awal dari epidemi Ebola terbesar di seluruh dunia.
Di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea, lebih dari 11.000 orang meninggal sebagai akibat langsung dari virus Ebola tersebut. Wabah Ebola merebak di dunia sepanjang 2013-2016.
Dan kini, Guinea mengumumkan bahwa virus Ebola kembali menjadi epidemi lagi pada Minggu (14/2/2021), setelah muncul 7 kasus dengan rincian 3 orang meninggal dan 4 masih dirawat.
Seperti dikutip dari BBC, wabah Ebola ini kira-kira berada di wilayah yang sama dengan tempat epidemi dimulai pada Desember 2013.
Baca Juga: Usai Divaksin, Berapa Lama Kekebalan Tubuh Terhadap Virus Akan Terbentuk