Sonora.ID - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai bahwa belakangan ini terjadi penurunan mengenai kasus pemeriksaan covid-19 di Indonesia.
Epidemiolog tersebut menilai, perihatin dan mempertanyakan janji pemerintah dalam melaksanakan 3T atau pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
"Saya prihatin, ternyata yang dijanjikan penguatan 3T baru sebatas wacana, ini sudah mau satu tahun loh Indonesia mengalami pandemi," kata Dicky saat dihubungi, Selasa (16/2/2021).
Dicky juga berujar bahwa dalam pengendalian pandemi covid-19 Indonesia masih jauh dari kata optimal, baik dari segi strategi maupun praktek yang berlaku di lapangan.
Baca Juga: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Klaim Kasus Baru Covid-19 Secara Global Menurun
"Ini menandakan kita ini salah strategi atau tidak memahami strateginya? Ini pertanyaan saya. Karena sudah hampir satu tahun, belum ada perbaikan yang signifikan, kita lihat kasus kematian juga meningkat itu adalah tanda kegagalan kita dalam mendeteksi dini," ujarnya.
Jika pemerintah tak segera menangani dan mengambil kendali terhadap situasi pandemi covid-19, maka kedepannya Indonesia akan beresiko mengalami lonjakan yang jauh lebih besar.
"Karena ketidakpahaman menilai performa pandemi, jadi ini ibaratnya kita sedang menunggu bom waktu saja yang meledak," pungkasnya.
Baca Juga: Menurut Menkes Budi Gunadi Cara Testing Covid-19 di Indonesia Salah Secara Epidemiologi
Untuk diketahui, pada Juli 2020 lalu Presiden Joko Widodo menargetkan 30.000 tes per hari untuk melacak kasus Covid-19 di masyarakat.
Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan meningkatkan tracing dan tracking dalam mengatasi kasus Covid-19.
Menkes Budi juga mengingatkan dan menegaskan kepada jajarannya agar terus meningkatkan pemeriksaan, sebab dirinya khawatir akan terjadi peningkatan kasus yang tak terkendali seperti di India.
"Saya juga sudah ingatkan ke Presiden ini terjadi di India, ini strategi di India, yang akan terjadi nanti jumlah kasus akan naik karena akan lebih banyak yang terlihat," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa, dikutip dari Kontan.co.id
Namun, beberapa hari terakhir pemeriksaan spesimen menunjukkan penurunan. Data Satgas Penanganan Covid-19 pada Selasa (16/2/2021) menunjukkan, ada penambahan 10.029 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.233.959 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Sebanyak 10.029 kasus baru Covid-19 diketahui setelah pemeriksaan terhadap 28.167 spesimen dalam sehari. Dalam pemeriksaan spesimen, ada 26.156 orang yang diambil sampelnya.
Sehari sebelumnya, Senin (15/2/2021), pemerintah memeriksa 26.378 spesimen dari 19.626 orang.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Provinsi Jawa Barat Perkuat Gerakan 3T