Terkait kondisi di atas, Anggota Tim Pakar CoVID-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin pun angkat bicara.
Ia menjelaskan, dengan populasi mencapai 16 persen dari total jumlah penduduk Kalimantan Selatan, Banjarmasin berkontribusi 25 persen dari 19.977 kasus kumulatif di provinsi ini.
"Besarnya kasus CoVID-19 di kota seribu sungai ini tidak aneh. Mengingat kuatnya faktor yang mendorong penularan virus," ungkapnya ketika dikonfirmasi Smart FM, Rabu (17/02) siang.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Aman dan Halal, Satgas: Warga Tak Perlu Ragu Lagi
Berdasarkan publikasi berbagai artikel ilmiah dan riset, yang Ia lakukan sendiri terhadap situasi pandemi CoVID-19 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, pertumbuhan dan penyebaran CoVID-19 sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan kepadatan penduduk dan ukuran ekonomi suatu wilayah.
Dimana menurutnya, Banjarmasin merupakan kota yang sangat padat lebih dari 6 ribu penduduk per kilometer persegi, pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, hingga memicu tingginya mobilitas penduduk yang menjadi motor penularan CoVID-19.
"Tanpa adanya intervensi untuk mengendalikan mobilitas penduduk maka pertumbuhan kasus CoVID-19 akan terus berlangsung," tegasnya.
Baca Juga: Gelar Razia Penegakan Protokol Kesehatan, 13 Orang Terbukti Melanggar