Sonora.ID - Menjadi salah satu solusi dan harapan untuk bisa keluar dari masa pandemi, vaksin Covid-19 saat ini sedang terus digencarkan.
Tidak hanya mengandalkan kiriman dari China dan negara lainnya, Indonesia pun saat ini membentuk Vaksin Nusantara yang berbasis sel dendritik.
Hal ini disampaikan langsung oleh Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang menjelaskan bahwa Vaksin Nusantara ini akan memberikan imunitas yang bisa bertahan lama.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Eijkman Mendekati Tahap Akhir Uji Klinis Kelayakan
“Bahu-membahu mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell,” ungkapnya seperti dikutip dari Kompas.TV.
Dendritik sendiri akan bersifat lebih personal kepada penerimanya, karena merupakan komponen sel darah putih yang diambil dari calon penerima vaksin, kemudian dipaparkan dengan antigen, dan disuntikkan kembali ke dalam tubuh.
“Sel dendritik bisa mengantisipasi virus lalu disuntikkan kembali. Komponen virus tidak akan masuk lagi ke tubuh manusia karena sel dendritik yang sudah pintar tadi,” jelas salah satu dosen peneliti yang terlibat dalam Vaksin Nusantara, Dr. Yetty Movieta Nency SPAK.
Baca Juga: Menunggu Kesiapan Vaksin Merah Putih, Terawan: Manfaatkan Kerja Sama dengan China dan Inggris
Kelebihan
Pihaknya menyebutkan bahwa vaksin ini aman karena menggunakan darah calon penerima sendiri dan memicu tubuh untuk menimbulkan kekebalan.
“Insya Allah halal karena tidak mengandung komponen lain seperti benda atau binatang. Harganya juga murah sekitar 10 USD atau di bawah Rp 200.000 setara dengan harga vaksin lainnya,” jelasnya menambahkan.
Tak hanya aman dan murah, Vaksin Nusantara ini bahkan bisa menjadi alternatif bagi mereka yang tidak masuk kriteria vaksinasi Covid-19 selama ini.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Aman dan Halal, Satgas: Warga Tak Perlu Ragu Lagi
“Tidak bisa masuk kriteria vaksin karena dengan penyakit berat, misalnya kanker, dengan dendritik ini dimungkinkan bisa vaksin,” sambungnya.
Karena bersifat personal dan menggunakan sel darah putih calon penerima, vaksin tersebut hanya bisa diproduksi ketika adanya permintaan.
Proses pengambilan sampel hingga menjadi vaksin sendiri, membutuhkan waktu sekitar satu minggu.
Baca Juga: Amankan Supply Vaksin Covid-19, Bio Farma Kolaborasi dengan Perbankan