Akan tetapi, adanya perkembangan data pengungsi di lapangan, ternyata selain shelter dibutuhkan hunian sementara (huntara) yang digunakan sebagai transit pengungsi dari tenda sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai.
Oleh karenanya, Rumah Amal Salman kembali mengembangkan produk keteknologian hunian sementara untuk para penyintas bencana bernama Huntara Minasa.
Huntara Minasa terbuat dari kayu yang dikombinasikan dengan ferrocement, memiliki luas sekitar 22 meter persegi, dan dilengkapi dengan mezzanine serta beberapa sekat ruang.
Baca Juga: Lanal Balikpapan Salurkan Bantuan Ke Sulbar Dengan KRI Teluk Ende-517
"Sama seperti shelter, kerangka Huntara Minasa telah melalui proses perenungan intelektual dari para ahli agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada para keluarga yang menghuninya," ungkap Kamal.
"Bencana di awal tahun ini memang bisa menjadi sebuah peringatan ataupun teguran bagi kita semua. Dalam kondisi seperti ini, kita tidak bisa hanya menyerahkan segala urusan kepada pemerintah. Kita semua perlu bergerak bersama untuk menanggulangi isu ini. Rumah Amal Salman merupakan bagian dari masyarakat yang selalu ikut mendukung dan membantu pemerintah," pungkasnya.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,2 SR Kembali Guncang Mamuju dan Sekitarnya