Ia menggunakan bahan baku kayu cempaka muda, karena memiliki keunggulan dibanding jenis kayu lainnya dari segi kualitas bunyi yang dihasilkan.
“Bukan cuma di daerah juga nasional, tapi juga luar negeri, sampai ke belanda, bahkan ke amerika serikat untuk pajangan festial lagu. Harga kolintang untuk di dalam wilayah sulawesi utara tigapuluh lima juta rupiah, sedangkan untuk dikirim ke luar wilayah sulawesi utara disesuaikan dengan besaranya biaya pengiriman. Penjualan tidak tentu, adakalanya dalam satu bulan bisa terkirm enam sampai tujuh setel, bisa juga dalam dua bualn sama sekali tidak ada pengiriman, “ jelas Robby Kaligis.
Selain memproduksi kolintang, ia juga memiliki sanggar kolintang dengan anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk dari generasi muda.
“ Tertarik ikut memainkan kolintang sejak umur 12 tahun, menyukai kolintang karena keunikannya, yaitu kayu kering bisa mengeluarkan nada suara, “ kata Marcelia generasi muda Minahasa anggota sanggar kolintang.
Robby Kaligis bersama sanggar asuhannya telah meraih berbagai prestasi di tingkat nasional, berkat keterampilannya memainkan kolintang.
Dengan banyaknya pesanan kolintang dari berbagai kalangan, ia berharap alat musik khas minahasa ini semakin dikenal dan bisa terus dilestarikan.
Baca Juga: Timah Panas Resmob Polres Minahasa Lumpuhkan Buronan Asusila Anak