Santan yang direbus hingga mengeluarkan minyak dicampur dengan irisan gula merah, dan dituangkan sedikit demi sedikit ke tepung beras hingga menjadi adonan. Terakhir, baru ditambahkan kocokan telur bebek yang akan meningkatkan cita rasanya yang khas sebelum nantinya dipanggang di cetakan.
Cukup satu sendok sayur adonan yang dituangkan ke cetakan panas yang biasanya berbentuk hati atau persegi, tunggu beberapa menit, balik cetakan, tunggu lagi sampai kedua sisi matang.
Wadai ini biasa dijual di Pasar Barabai, di pusat ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penjualnya buka sejak pagi dan saat ini tergolong jarang ditemukan.
Baca Juga: Berkenalan dengan Bingka, Wadai khas Banjar yang Manis dan Legit
Padahal rasanya enak dan cocok jadi menu sarapan pagi yang ringan. Apalagi dijual dengan harga yang sangat terjangkau, di mana satu porsi untuk 10 potong balikuhai hanya sekitar Rp5 ribu.
Balikuhai dijual dengan dibungkus daun pisang agar aromanya terjaga dan tetap wangi.
Lebih enak dimakan ketika baru matang, meskipun dalam keadaan dingin pun juga tetap nikmat.
Sayangnya, saat ini keberadaan balikuhai tergerus dengan kue-kue lainnya. Apalagi tak banyak yang mau meneruskan berjualan wadai khas Banjar yang tergolong unik ini.
Namun beberapa tahun belakangan, keberadaan balikuhai mulai digemari lagi oleh masyarakat, bahkan dicari-cari.
Baca Juga: Hangatnya Sajian Kuliner Mie Ongklok Khas Daerah Wonosobo, Jawa Tengah
Meskipun dari segi popularitas tak seterkenal apam, namun tak sedikit penikmat kuliner yang rela jauh-jauh datang ke Pasar Barabai hanya untuk menikmati olahan di kota yang berjuluk Paris van Borneo ini.
Bahkan dalam beberapa gelaran festival budaya Kalimantan Selatan, balikuhai juga kerap dihadirkan agar masyarakat dan pengunjung dapat lebih mengenal wadai satu ini.