Potensi Baru Sektor Ekonomi Kreatif, Pemkot Denpasar Berikan Ruang Lewat Pameran Terracotta

20 Februari 2021 13:00 WIB
Suasana pembukaan Pameran Terraccota dan Gerabah di Dharmanegara Alaya Kota Denpasar
Suasana pembukaan Pameran Terraccota dan Gerabah di Dharmanegara Alaya Kota Denpasar ( )


Bali, Sonora.ID
- Ditengah
pandemi Covid-19 yang kini masih terjadi, kerajinan Gerabah di Kota Denpasar kian diminati. Hal ini lantaran banyaknya penghobi yang memanfaatkan gerabah untuk berbagai keperluan. Untuk itu, Pemerintah Kota Denpasar bekerjasama dengan Bekraf Kota Denpasar dan Komunitas Wajah Wanita Gerabah  mengadakan Pameran Terraccota dan Gerabah se-Bali.

Pameran Terracota ini dibuka langsung oleh Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta. Karena digelar ditengah pandemi Covid-19, pameran ini tetap menerapkan dengan Protokol Kesehatan yang ketat. Dan kegiatan ini dilangsungkan di Dharmanegara Alaya Denpasar.

Dalam kesempatan ini, dihadri juga oleh tokoh masyarakat Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Anggota DPRD Kota Denpasar, Nyoman Gede Sumara Putra yang juga tokoh masyarakat Binoh, Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra dan Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, I Wayan Hendaryana.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi IKM, Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Dukung SE Gubernur Bali Nomor 04/2021

Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta mengatakan bahwa mewabahnya pandemi Covid-19 saat ini memberikan dampak positif bagi permintaan gerabah. Hal ini lantaran gerabah saat ini tidak hanya menjadi sebuah karya yang kuno, melainkan karya tradisional yang memiliki nilai artistik yang tinggi.

"Dahulu kita mengenal gerabah sebagai sebuah karya untuk aktifitas yang bersifat tradisi dan itu-itu saja, namun sekarang ide kreatif muncul dengan sajian baru, dimana gerabah menjadi sebuah karya kekinian yang memberikan estetika yang khas," ucap Yuliarta.

Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, I WayanHendaryana menambahkan bahwa tak jarang masyarakat turut memanfaatkan gerabah sebagai media tanam dalam ruangan. Selain itu, bentuknya yang artistik juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk memelihara ikan mas koki.

Baca Juga: Terapkan Prokes, Kapolda Bali Hadiri Rapim Polri Tahun 2021 secara Virtual

"Banyak lah manfaatnya, dan saat ini gerabah mulai menunjukan pasar yang potensial, sehingga melalui Pameran ini diharapkan mampu memberikan dukungan terhadap pengembangan industri kreatif gerabah, khususnya di Kota Denpasar," terangnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Gegel Gargendra mengatakan bahwa gerabah merupakan salah satu kerajinan tanah liat yang seringkali merupakan bagian dari sejarah dan budaya masyarakat setempat. Aktifitas pembuatan gerabah ini mempunyai jejak sejarah yang cukup panjang, bahkan dipercaya kerajinan tanah sebagai karya seni tertua.

Selain itu, Gelgel juga menjelaskan bahwa proses pembuatan gerabah memerlukan waktu yang cukup panjang. Dari proses pemilihan dan pengambilan bahan, pengolahan, pembentukan, penjemuran, pembakaran dan finishing dengan bahan dasar tanah liat.  

"Proses yang cukup panjang ini, memerlukan ketekunan, ketelitian dan kemahiran dalam setiap tahap proses pengerjaannya," terang Gelgel.

Baca Juga: Penggunaan Kain Tenun Endek Bali Menuai Dukungan dari Pimpinan Instansi Vertikal

Menurut Gelgel, dalam pameran ini mengambil tema “Pertiwi” dalam pameran kali ini tidaklah terlepas dari proses pembuatan gerabah. Kata Pertiwi yang diambil sebagai tema, diinspirasi dari salah satu unsur Panca Maha Bhuta, yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa. Panca Maha Bhuta ini dikenal sebagai lima unsur utama yang menyusun alam semesta ini.

Gelgel menegaskan bahwa dari kelima unsur penyusun alam semesta itu,yakni unsur Pertiwi memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dari 4 unsur lainnya. Di dalam pertiwi, terkandung unsur Apah (zat cair), Teja (unsur api), Bayu (unsur angin) dan akasa (unsur kekosongan).

Kemudian Gelgel juga mengumpamakan seperti proses pembuatan gerabah yang memerlukan proses yang sangat kompleks, yaitu dari penggunaan unsur air (pengolahan tanah menggunakan air), penggunaan unsur angin (proses pengeringan setelah dibentuk), penggunaan unsur api (proses pembakaran) dan unsur kekosongan (ruang untuk menempatkan gerabah itu sesuai dengan fungsinya).

Dalam pameran Terracotta terdapat beberapa kegiatan lainnya yakni Exibition, Workshop, Live Painting, serta Food and Music.  Dan Gelgel berharap  dari pameran ini, selain memperkenalkan kembali Gerabah style Binoh, dengan pameran gerabah yang bertema “Pertiwi” ini, pihaknya ingin mengajak semua audiens untuk berefleksi kembali, di tengah suasana pendemi yang kami istilahkan sebagai “Gerubug Agung”.

"Sesungguhnya kita sedang diajarkan oleh Bumi untuk merenung, darimana kita datang dan kemana kita akan kembali itu adalah kembali ke tempat kita berpijak, yakni bumi yang kita kenal sebagai Ibu Pertiwi," ucap Gelgel.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm