Perpusnas : Literasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat

23 Februari 2021 06:18 WIB
Kepala Perpusnas Muhamad Syarif Bando menggelar pertemuan secara virtual bersama Komisi X DPR dan Lembaga Guna Penguatan Literasi.
Kepala Perpusnas Muhamad Syarif Bando menggelar pertemuan secara virtual bersama Komisi X DPR dan Lembaga Guna Penguatan Literasi. ( Dok Perpusnas)

“Siapa yang bertanggung jawab memastikan adanya peredaran buku di masyarakat. Ini adalah tugas penyelenggara negara. Tapi penulis dan penerbit buku juga harus bisa menyesuaikan kebutuhan masyarakat di berbagai tempat yang tidak sama kebutuhannya,” jelas Bando.

Untuk itu, pada tahun 2021 ini Perpusnas fokus membicarakan persoalan literasi di sisi hilir dan hulu. Sisi hilir hasil survei rendah budaya baca dan mengakibatkan rendah literasi. Akhirnya parameter dunia menilai daya saing global Indonesia dan income per kapitanya rendah.

Sementara sisi hulu, yakni peran eksekutif legislatif dan yudikatif serta komponen bangsa, bertugas mencerdaskan bangsa. Buku sudah jadi kebutuhan pokok yang ke-10 karena menjadi pemicu memenuhi kebutuhan pokok lainnya.

Perpustakaan nasional di seluruh dunia dianggap sebagai sumber informasi. kita semua dibangun sebagai
jantung pendidikan dan menjadi jembatan ilmu pengetahuan. Institusi ini dibangun 2014

“Maka fungsi kami adalah bagaimana masyarakat mendapat informasi. Di 2021 ini kami menjadikan Perpusnas ini sebagai universitas zoom dengan berpelanggan 10.000 kuota orang setiap membuat acara dengan mengundang berbagai rektor, menteri, dan nara sumber lainnya. Sementara saya hanyalah pustakawan yang mensinergitas serta hadirkan orang-orang profesional,” ungkap Syarif.

Diakui tantangan utama Perpusnas saat ini adalah menyakinkan generasi milenial membutuhkan ilmu pengetahuan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermutu di masa mendatang. Generasi milenial tidak boleh menjadi generasi internetan yang hanya berselancar di gelombang, dengan penuh ketidakpastian dan pengetahuan yang sangat dangkal.

“Milenial harus banyak membaca. Semua negara maju yang kita banggakan itu semuanya berproses yang berliku panjang yang dibangun oleh orang-orang berpengetahuan tingkat literasinya mumpuni dan bisa menatap masa depan yang terus berputar dengan cepat. Inilah perlunya transformasi perpustakaan berbasis inklusi, yakni versus eksklusif,” terangnya.

Untuk itu Syarif Bando bakal menyakinikan semua orang bahwa ilmu pengetahuan penting sekaligus memastikan semua jenis perpustakaan di seluruh Indonesia berfungsi dengan baik untuk bisa melayani masyarakat, sehingga mampu mencerdaskan anak bangsa, sejahterakan mereka, serta menghantar mereka menjadi masyarakat yang adil makmur dan sejahtera.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm