Sonora.ID - Pasangan hidup atau jodoh adalah misteri dari Yang Maha Kuasa, sama halnya dengan kehidupan dan kematian.
Meski terbilang misteri, tetapi banyak standar yang ditetapkan oleh masyarakat bahkan keluarga, terkait waktu yang tepat untuk menikah.
Hal ini kerap kali membuat sang anak yang sudah berusia ‘matang’ pun gerah, karena tujuan hidup seseorang bisa jadi berbeda dengan orang tua mereka.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Batal Menikah, Ini 9 Cara Move On dari Hubungan yang Terlanjur Serius
Pertanyaan ‘kapan menikah?’ kerap kali terdengar pada saat kumpul keluarga, dan tak jarang pertanyaan tersebut membuat ketidaknyamanan.
Psikolog Klinis, Inez Kristanti membagikan tips yang ampuh dan bisa dilakukan bagi para korban pertanyaan tersebut.
“Kalau misalkan orang yang enggak deket-deket banget yaudahlah ya, kadang nanyain buat basa-basi doang, enggak tahu mau nanya apa. Tapi kalau misalkan memang yang bertanya adalah seorang yang penting buat kamu, kamu bisa tanya balik sih,” jelas Inez dalam Program ‘Tap Out’ di Motion Radio.
Baca Juga: Pernikahan Bukanlah sebuah Kompetisi, Psikolog: Tak Perlu Buru-Buru
Korban pertanyaan ‘kapan nikah?’, bisa mengajak diskusi orang yang bertanya tersebut, jika memang orang itu penting di hidupnya, misalnya orang tua atau saudara kandung.
Inez menyarankan adanya obrolan yang formal untuk mengetahui latar belakang dari pertanyaan tersebut, sehingga ada diskusi yang sehat.
“Sebenarnya apa sih yang membuat orang-orang tersebut menginginkan kita punya pasangan, apa pertimbangannya? Jadi diajak ngobrolnya dari situ sih, karena kita supaya bisa memahami kita juga harus dengar dari ‘yang sana’. Walaupun kan ‘hidup-hidup gue’, tapi kalau itu datang dari seseorang yang kita respect dan orangnya penting buat kita, akan lebih enak kalau saling ngerti,” sambungnya.
Baca Juga: Rencana Menikah Muda? Penting, Pertimbangkan 4 Modal Utama Ini
Dengan obrolan terbuka tersebut, kedua pihak diharapkan bisa memaparkan latar belakang dari setiap keinginan mereka.
Anak diharap mampu menjelaskan alasan di balik belum menjadikan menikah sebagai prioritas, dan pihak orang tua juga menjelaskan alasan desakan tersebut.
“Jadi, kalau misalkan enggak ketemu jalan tengahnya, at least bisa saling respect. Ok, memang beda. Hidup-hidup kamu, jadi bisa saling menghargai perbedaan pendapat juga,” tambah Inez.
Baca Juga: 5 Alasan yang Salah untuk Menikah, Ingat Ini Agar Tak Salah Langkah