Banjarmasin, Sonora.ID – Sekian lama vakum, pelayanan radioterapi bagi pasien kanker, akhirnya dibuka kembali di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin (RSUD) Ulin. Operasionalnya diresmikan langsung oleh Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA, pada Kamis (25/02) siang.
Layanan onkologi radiasi bagi pasien kanker ini sebenarnya sudah beroperasi pada tahun 2009 lalu, namun operasionalnya harus dihentikan karena alasan tertentu.
“Dulu kita pernah mulai radioterapi tahun 2009. Hari ini kita update dengan teknologi yang baru,” ungkap Safrizal setelah melihat peralatan radioterapi.
Baca Juga: Kejar Target Vaksinasi Tahap Satu di Banjarmasin. Siap-Siap Sasaran Berikutnya Awal Maret
Dengan adanya alat radioterapi ini, warga Kalsel yang mengidap kanker tidak perlu lagi berobat ke luar daerah. Hal ini tentunya dapat meringankan beban masyarakat, setidaknya dari biaya transportasi jika harus berobat di luar Kalsel.
“Tidak perlu lagi ke luar daerah cukup di (RSUD) Ulin saja. Disini alat dan SDM-nya sudah siap,” jelas Safrizal.
Layanan radioterapi ini, lanjut Safrizal, diharapkan dapat membantu penderita kanker dalam memperoleh kesembuhan.
“Mudahan ada manfaatnya bagi penderita kanker,” harapnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat, agar jangan terlambat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, agar dapat mendeteksi dini jika terserang kanker.
“Makin lanjut stadiumnya kecil juga kemungkinan sembuhnya. Main awal diketahui ada kankernya makin mudah untuk disembuhkan,” bebernya.
Sementara itu, Direktur RSUD Ulin, Suciati, menjelaskan bahwa radioterapi ini merupakan rangkaian pelayanan bagi pasien kanker. Selain onkologi radiasi, penderita kanker juga dapat menggunakan kemoterapi dan operasi untuk memperoleh kesembuhan.
“Perawatan kanker harus terpadu. Tidak cukup dikemoterapi saja tapi rangkaian terakhirnya harus ada penyinaran (radioterapi),” jelas Suci.
Baca Juga: Peduli Bencana Kalsel, Kemendag Bagi 1000 Paket Barang Pokok
Terkait kevakuman layanan radioterapi yang cukup lama, Suci menyebut karena proses pembersihan alat dan ruangan yang sangat lama. Untuk obat saja, pihaknya harus mendatangkannya dari Republik Ceko. Sementara limbahnya wajib dibuang ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Jakarta.
“Membersihkannya tidak cukup sehari dua hari. Obatnya saja kita datangkan dari negara Ceko,” beber Suci.
Visitasi untuk memastikan kelayakan pemakaian alat ini, lanjut Suci, sebenarnya sudah dijadwalkan pada awal 2020. Namun karena ada alasan tertentu dan pandemi CoVID-19, visitasi baru dapat dilakukan di Januari 2021.
“Ketika divisitasi sudah dinyatakan layak baru lah kami diberikan izin untuk mengoperasikan alat radioterapi,” paparnya.
Kabar baiknya, terang Suciati, layanan radioterapi di RSUD Ulin dapat diakses pasien kanker menggunakan kartu BPJS.
“Sudah kami koordinasikan dengan BPJS. Kalau ada yang perlu layanan penyinaran yang nanggung biayanya BPJS,” pungkasnya.