Foto : Jumpa Pers Usai Konfrensi Internasional Penanganan Covid-19 di Bandung, Kamis (25/2/2021) (
Gun)
Bandung, Sonora.ID - Dibutuhkan sinergi, kolaborasi dan kesamaan perspektif yang masif dalam menangani pandemi Covid-19 untuk mendapatkan hasil yang efektif dan maksimal sehingga pandemi bisa segera berlalu.
Dalam konferensi Internasional mengatasi pandemi yang digelar oleh Ikatan Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung pada 23-25 Februari 2021 di Bandung, disebutkan sudah terdapat beragam upaya dalam penanganan pandemi, seperti upaya pemulihan ekonomi global, kerjasama regional, inovasi kesehatan, serta pengembangan, distribusi, dan pemberian vaksin yang harus terus berjalan.
Dalam penutupan konferensi ini Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengemukakan bahwa sejak awal pandemi terjadi pemerintah langsung mengupayakan beragam cara untuk mengatasi dan menanganinya, semisal membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang kemudian dilebur ke dalam Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), memberikan bantuan dan menganggarkan dana untuk perlindungan sosial, dan UMKM, hingga vaksinasi.
"Secara global pemerintah terus berupaya melakukan penanganan dalam mengatasi pandemi ini. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak dari mulai permasalahan ekonomi hingga sosial," ucap Wapres dalam pidato penutupannya secara virtual, Kamis (25/2/2021).
"Program vaksinasi sendiri sudah dilakukan sejak 13 Januari 2021 lalu. Dari program vaksinasi ini, ditargetkan 182 juta penduduk dapat menerima vaksin dalam waktu 15 bulan, sehingga kurang dari satu tahun akan tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity," ucapnya lagi.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 telah mengguncang sektor perekonomian global sehingga pemerintah dituntut untuk berkolaborasi dengan pelaku bisnis dan komunitas sipil dalan menjalankan program dan strategi untuk pemulihan ekonomi agar menjadi lebih kuat, lebih setara, dan lebih tangguh.
Sementara itu, Presiden Kamar Dagang Industri, dan Pertanian Islam (ICCIA), Abullah Saleh Kamel menyampaikan empat hal penting dalam penangan pandemi. Pertama, sektor swasta sangat berperan penting dalam penanganan pandemi.
Kedua, bersinergi dengan berbagai pihak untuk dapat menggunakan sumber daya secara efektif. Ketiga, peran ekonomi digital yang perlu di tingkatkan.
Keempat, kerjasama vaksin antar negara Timur Tengah, Islam, dan Bank Islam akan memegang peran penting.
Di hari terakhir ini, beberapa pembicara memaparkan berbagai upaya dalam menangani pandemi.
Seperti upaya pemulihan ekonomi global serta kerjasama regional yang disampaikan Direktur Departemen Makroekonomi Internasional dan Finansial Korea Selatan, Sungbae An.
Selain menjelaskan kendisi ekonomi di atas, Sungbae An menjelaskan tıga hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah pada 2021.
Ia memperingatkan bahwa pengembangan dan distribusi vaksin harus terus berjalan. Selain itu, perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok serta celah antara pasar dengan kondisi ekonomi sebenarnya.
Pembicara lainnya, Ketua Departemen Ekonomi CSIS, Yose Rizal Damuri menekankan tentang pentingnya konektivitas untuk pemulihan ekonomi.
Dari segi perbankan, Direktur Hubungan Internasional BRI, Agus Noorsanto menjelaskan peran BRI dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
"BRI sebagai bank milik negara tidak hanya mencari profit, namun mempunyai peran sosial dengan mendorong finansial di Indonesia. Sebagai contoh, BRI memberikan pinjaman kepada UMKM dengan subsidi bunga. Kami mencatat ada 4.7 triliun rupiah yang telah dipinjamkan kepada nasabah," ungkap Agus.
International Conference Tackling The COVID-19 Pandemic: Health, Economics, Diplomacy, And Social Perspectives yang digagas IKA Unpad bekerjasama dengan Unpad, KADIN, dan ICCIA, resmi berakhir pada Kamis (25/2) dengan berbagai rekomendasi yang diharapkan mampu memberikan solusi dalam menangani dan mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia dan bahkan di dunia.