Sonora.ID - Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi dikabarkan tengah dalam keadaan yang tidak baik, dan terlibat konflik.
Kabar ini semakin mencuat kepermukaan usai Wali Kota Tegal melaporkan wakilnya ke Polda Jawa Tengah atas Kasus pencemaran nama baik.
Kronologi perseteruan ini bermula saat Dedy Yon tiba-tiba di gerebek oleh petugas ketika berada di Jakarta.
Petugas kepolisian yang menggerebek langsung melakukan pemeriksaan lantaran Dedy Yon di dituding telah menyalah gunakan narkoba.
Baca Juga: Pemandian Air Panas Guci, Spot Refreshing Kota Tegal yang Wajib Dikunjugi
Ternyata dari hasil penggerebekan dan pemeriksaan Wali Kota Dedy Yon dinyatakan bersih dan tak bersalah. Kuasa Hukum Wali Kota Tegal Basri Budi Utomo mengatakan menurut aparat kepolisian pihaknya mendapatkan laporan dari Wakil Wali Kota Tegal mengenai Dedy Yon.
"Namun demikian, Wali Kota Tegal bersih dari narkoba. Termasuk saat dites urine hasilnya juga negatif. Polisi juga tidak menemukan barang bukti," kata Basri.
"Dan sangat disayangkan, bahwa dari keterangan dan pengakuan dari anggota Polda Metro Jaya tersebut, informasi itu bersumber dari keterangan Wakil Wali Kota Jumadi,” sambung Basri.
Baca Juga: Tak Bubarkan Konser Dangdut yang Digelar Wakil Ketua DPRD Tegal, Ini Alasan Polisi
Wali Kota Tegal Dedy akhirnya melaporkan wakilnya sendiri ke Polda Jawa Tengah. Lantaran dengan sengaja melakukan pencemaran nama baik, perbuatan tak menyenangkan hingga rekayasa kasus.
Menanggapi ada ketidakharmonisan dalam roda pemerintahan Kota Tegal, Gubernur Jawa Tengah pun turun tangan dengan memberikan wejangan.
Secara tegas, Ganjar meminta Dedy untuk melakukan pencabutan laporan ke Polda Jateng. Menurut Ganjar persoalan antara keduanya dapat diselesaikan dengan cara baik-baik.
"Saya minta hentikan. Jangan lapor-lapor lah. Menurut saya, wong itu wali kota dan wakil ya, enggak tahu yang benar yang mana, tapi mereka dulu majunya bareng-bareng dan sudah terpilih, akan lebih baik kalau keduanya duduk. Duduk, rembugan, bicara apa yang sebenarnya terjadi," kata Ganjar.
Sebab, jika konflik terus berkepanjangan hal ini akan mengganggu roda pemerintahan Tegal dan menimbulkan isu-isu baru.
Baca Juga: Akhiri PSBB di Tegal, Pemkot Tutup dengan Sirene dan Pesta Kembang Api
"Kalau tersebar keluar nanti jadi ramai, belum lagi kalau ada kelompok lain yang ingin naik ke isu ini dengan segala kepentingannya. Itu akan jadi runyam," sebut Ganjar.
"Maka yang rugi adalah rakyat. Pelayanan publik pasti terganggu dan isu yang beredar jadi tidak baik. Akhirnya wong mung ngrasani (orang jadi bergunjing) orang tuanya dalam hal ini walkot dan wakil," sambungnya.
Ia pun mengungkapkan keheranannya lantaran Kota Tegal disebut selalu memiliki masalah.
"Apa barangkali Kota Tegal itu perlu diruwat ya, ini dari dulu ada-ada saja," kata Ganjar.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Tegal Yang Selenggarakan Konser Saat Pandemi Resmi Jadi Tersangka