Secara khusus Menteri Sandiaga juga berpesan agar peran SBM ITB sebagai kampus yang menekankan entrepreneurship, bahwa entrepreneurship fostering leadership.
Sementara itu, Agung wicaksono mengatakan, bahwa Banyuwangi memiliki pemimpin yang berjiwa enterpreneur, dan ini sesuai dengan misi SBM ITB untuk berinovasi dengan mindset entrepreneur.
"Kita perlu belajar dari Pak Anas, orang yang berpikir out of the box dan eksekusi inside the box, ini yang ingin dibangun oleh SBM ITB dan juga masyarakat Banyuwangi," ucap Agung.
Sedangkan Reza A. Nasution, menambahkan, bahwa buku anti mainstream marketing yang pada akhirnya akan menciptakan sebuah ilmu marketing baru yaitu total marketing.
“Anas memiliki pola pikir bagaimana menghadapi masyarakat dengan menerapkan kepemimpinan yang genuine, entrepreneurial & leadership yang transformatif, dengan memetakan colaboratif dan menciptakan quick win yang sifatnya jangka panjang sehingga mengurangi potensi kegagalan, ini dibuktikan dengan banyaknya pencapaian yang diraih Banyuwangi dibawah kepimipinan Anas," papar Reza.
Sementara itu, Anas menutup dengan harapannya untuk melanjutkan sinergi, akan sangat banyak potensi kolaborasi, bisa saling bermanfaat, antara pemerintah dan perguruan tinggi.
Diskusi secara ini diikuti oleh mahasiswa SBM ITB serta Mahasiswa Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA) serta dihadiri oleh Rektor Uniba Dr. H. Sadi dan Dekan SBM ITB Prof Utomo Sarjono Putro, dengan total peserta 400 peserta yang hadir secara luring dan daring.