Jakarta, Sonora.ID - Kadis pertamanan dan hutan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan pihaknya memiliki master plan pengembangan green and blue.
Kedepannya taman-taman di Jakarta tidak hanya konsep penghijauan tapi juga ruang terbuka biru yang bisa menampung air dengan bekerja sama dengan sumber daya air.
"Jadi ke depan pengembangan di dinas taman itu bukan hanya membuat hijau tetapi kita mengembangkan biru, jadi green and blue." Kata Suzi.
"Jadi dimana ada taman-taman kita itu dibuatlah retention pone atau bio sekuel yang bisa menampung air dan kita akan bekerja sama juga dengan dinas SDA bagaimana kita menciptakan ruang biru dan ruang hijau." Imbuhnya.
Baca Juga: Gerah dengan Pemprov DKI, Drajot Anggap Anies Tak Serius Atasi Banjir Jakarta
"Dan sekarang memang taman-taman kita itu sudah kita banjirkan, jadi kalo ada hujan itu semua kita buang ke taman. Perhatiin aja kalo taman kita bisa tingginya itu bisa sampai satu meter, 80 cm itu kita banjiri untuk supaya membanjirkan, dari pemukiman kita banjiri. Jadi itu untuk salah satu untuk kita menyimpan air." Katanya lagi.
Lebih lanjut Suzi mengatakan ketika musim penghujan, taman-taman tersebut sengaja dibanjirkan atau dilimpahkan air dari pemukiman sebagai lokasi atau tempat menyimpan air.
Disisi lain, menanggapi ketua komisi D DPRD DKI Jakarta soal birokrasi pelayanan perpanjangan penggunaan lahan makam yang dinilai berbelit-belit, Suzi menyebut pihaknya telah membuat pelayanan terpadu di Karet Bivak.
Dan ke depan selain di Karet Bivak, Suzi berjanji akan berkomunikasi dengan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) terkait birokrasi, agar tidak berbelit-belit dan pelayanan tersebut akan ditempatkan di kantor TPU.
"Birokrasi akan kita bicarakan dengan PTSP, kan kita sudah, ya mungkin ke depan kita akan membuat pelayanan kepada masyarakat itu lebih gampang lebih mudah. Oleh sebab itu kita sudah buat di karet bivak one stop service ada PTSP-nya ada dinas Pertamanan yang mencatat ahli waris kemudian bank DKI, sudah ada jadi ke depan kita akan tidak berbelit-belit lah nanti kita akan bicarakan." Kata dia.
Saat ini jika ingin memperpanjang penggunaan lahan makam, ahli waris harus datang ke kantor TPU untuk mendapat surat pengantar. Setelah itu surat pengantarnya diserahkan ke PTSP.
Baca Juga: Riza Patria Sebut Pemrov DKI Telah Siapkan TPU Dengan Kapasitas 1500 petak Makam Minggu Depan
Dari PTSP akan mendapatkan SKRD (Surat keterangan retribusi daerah) berisi biaya sewa yang harus dibayar di Bank DKI, setelah berhasil melakukan pembayaran/ bukti pembayaran tersebut diserahkan ke PTSP di Kelurahan untuk mengkonfirmasi pembayaran dan barulah diberikan surat izin penggunaan lahan makam.
Tidak berhenti disitu, ahli waris harus kembali lagi ke kantor TPU untuk memberikan surat izin penggunaan lahan makam sebagai bukti telah melakukan proses perpanjangan.
Birokrasi inilah yang diminta Ida Mahmudah ketua komisi D DPRD DKI Jakarta agar dipotong dan disederhanakan.