Orang nomor satu di pemprov Bali ini juga menambahkan bahwa pihaknya saat ini lebih fokus pada penangan di kawasan Kota Denpasar dan Badung yang masih menjadi penyumbang kasus tertinggi di Bali.
“Sementara untuk vaksinasi, kita juga kebut terus dan kini provinsi Bali jadi yang tertinggi untuk angka persentase pemberian vaksin. Di mana kami juga memprioritaskan para pelaku pariwisata selain Nakes (tenaga kesehatan, red). Ini akan menciptakan optimisme bagi Bali, memberi harapan bagi kami dan masyarakat,” imbuhnya.
Gubernur Koster juga menyampaikan bahwa pandemi ini terjadi pada lebih dari 200 negara dan dalam jangka waktu yang panjang.
Terlebih setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, terjdi lonjakan angka positif yang cukup tinggi, meskipun kini sudah berangsur membaik.
Baca Juga: Perluas Produk Pasar UMKM Bali di Masa Pandemi, Menparekraf Bantu Pemasaran di Jakarta
“Pariwisata khususnya mancanegara di Bali otomatis berhenti karena ada peraturan dari Menkumham yang menghentikan penerbangan mancanegara, sehingga wisman memang belum bisa berkunjung ke Bali dan ke Indonesia secara umum,” terangnya.
Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini juga menjelaskan jika dampak secara general juga sudah sangat nampak dalam industri pariwisata Bali terutama yang terlihat dari kosongnya jumlah hunian hotel dan minimnya pengunjung di restoran dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya.
Begitupun dengan sektor lain, seperti pertanian dan kerajinan rakyat yang tidak bisa terserap maksimal akibat lesunya industri pariwisata
“Dan saya kira baru pertama kali dalam sejarah pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga minus 12 persen yang adalah terendah se-Indonesia. Ini suka duka kami sebagai daerah pariwisata,” ujarnya.