"GITET 500 kV Indramayu sendiri berada di tengah sistem kelistrikan Jawa Bali jalur utara, dimana aliran daya yang dimiliki besar sehingga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang handal dan aman,” jelas Octa.
Lebih lanjut, Octa menyampaikan bahwa teknologi yang digunakan dalam pembangunan GITET dan Shunt Reactor ini telah sesuai dengan standar konstruksi sistem 500 kV dan dalam pekerjaannya selalu mengutamakan prosedur Kemanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3).
“Kami menggunakan beberapa peralatan sesuai standar konstruksi 500 kV seperti penggunaan man lift atau alat bantu bekerja di ketinggian, crane dan alat berat lainnya untuk membantu tenaga kerja memasang peralatan. Setiap pekerjaan juga dilengkapi dengan APD yang lengkap dan sesuai standar.” ujar Octa.
Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional, PLN & Pemkab Banjar Resmikan Rumah Budidaya Cacing
Dirinya menambahkan, proses pembangunan kedua infrastruktur kelistrikan ini juga menghadapi sejumlah tantangan terutama dalam masa pandemi covid-19 .
“Pandemi covid-19 juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang bekerja di lapangan, sehingga pembagian jadwal shift supervisi konstruksi kami terapkan. Selain itu, kami juga secara konsisten menerapkan 3M di lingkungan kerja dan mengkombinasikan koordinasi secara langsung dengan media virtual sehingga kontak langsung dapat diminimalisir," imbuhnya.
“Semoga pembangunan GITET dan Shunt Reactor GITET 500 kV PLTU Indramayu dapat diselesaikan tepat waktu dan mendukung sistem kelistrikan Jawa-Bali,” tutup Octa.
Baca Juga: Co-firing, Strategi PLN Tingkatkan Kapasitas Pembangkit EBT, Termasuk di Kalsel