Nah, hipospadia terjadi ketika ada kerusakan pada hormon-hormon tersebut yang menyebabkan uretra tak berkembang dengan normal.
Pada kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti lingkungan ibu, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan.
Peneliti CDC melaporkan beberapa temuan penting mengenai beberapa faktor yang memengaruhi risiko bayi laki-laki dengan hipospadia, diantaranya adalah:
Baca Juga: Aprilia Manganang Ditetapkan sebagai Laki-laki, Apa Itu Kelainan Hipospadia?
Perawatan penderita hipospadia
Perawatan hipospadia tergantung dengan jenis hipospadia yang dialami oleh penderitanya, sebagian besar kasus hipospadia ini memerlukan pembedahan.
Jika perlu pembedahan, biasanya pembedahan dilakukan saat anak laki-laki masih berusia 3-18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.
Tindakan yang dilakukan dalam operasi bisa saja termasuk menempatkan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra.
Karena dokter mungkin perlu menggunakan kulup untuk melakukan tindakan koreksi, bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat. Apabila hipospadia tidak segera diobati, maka akan menyebabkan beberapa masalah seperti:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Hipospadia seperti yang Dialami Eks Pevoli Aprilia Manganang"