Semarang, Sonora.ID - Bagi masyarakat Indonesia, nasi adalah makanan wajib. Namun ketika era penjajahan Jepang dan pada era 1960-an, Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak terbeli oleh masyarakat.
Tiwul merupakan makanan tradisional yang banyak ditemui di daerah Jawa. Biasanya Tiwul mudah ditemui di kawasan Wonogiri, Pacitan, Gunung Kidul, dan sekitarnya.
Tiwul terbuat dari tepung gaplek, yaitu hasil olahan singkong yang dikeringkan lalu dihaluskan hingga seperti tepung.
Baca Juga: 5 Wisata Kuliner Terenak yang ada di Klaten, Ada yang Pernah Coba?
Saat ini, tiwul dikenal sebagai jajanan pasar yang sangat merakyat. Tiwul cukup mudah ditemui di banyak daerah, terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Biasanya, tiwul dijajakan di pasar tradisional sejak subuh hingga menjelang siang hari. Dengan porsinya yang kecil, cemilan manis ini cocok sebagai pengganjal perut di pagi hari.
Walaupun rasanya hambar, namun tiwul bisa nikmat ketika diolah dengan campuran bahan makanan asin dan manis. Tiwul varian asin, biasanya tiwul ditambahkan dengan sedikit garam.
Baca Juga: 9 Wisata Kuliner di Solok yang Bikin Ketagihan, Murah dan Enak
Lalu dikonsumsi langsung dengan beragam lauk, seperti baceman tahu dan tempe, urapan sayur, ikan asin, dan sambal bawang.
Ada juga diolah dengan bahan makanan manis, seperti menambahkan parutan kelapa dan siraman gula merah.
Tiwul memiliki nilai gizi yang cukup tinggi walaupun bukan terbuat dari beras.
Karena selain ada kandungan karbohidrat, ada juga nutrisi penting lainnya. Seperti vitamin C, kalsium, zat besi, protein, hingga fosfor.
Baca Juga: 9 Wisata Kuliner di Solok yang Bikin Ketagihan, Murah dan Enak