Challen bersama timnya menyimpulkan bahwa varian baru virus corona ini meningkatkan risiko kematian mencapai 32-104 persen atau rata-rata sekitar 64 persen.
Dalam kelompok populasi yang dikaji, risiko kematian itu meningkat dari 2,5 menjadi 4,1 kemarian setiap 1.000 kasus.
"Ditambah kemampuannya menyebar dengan cepat dan risiko kematian yang meningkat, membuat B117 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius," ujar Challen, Kamis (11/3/2021).
Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, David Handjono Muljono menyebut, hasil studi ini sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap varian virus B 1117 ini.
"Studi seperti ini masih sulit dilakukan di Indonesia karena antara perawatan atau klinis belum terhubung dengan penelitian," ungkap David.
Baca Juga: Gejala Virus Corona Mutasi Inggris yang Baru Ditemukan di Indonesia