Makassar, Sonora.ID - Warga Kota Makassar masih ada yang mengungsi akibat banjir. Mereka berdomisili di kelurahan katimbang. Camat Biringkanayya, Andi Syahrul mengatakan total warga yang masih di posko pengungsian sebanyak 70 orang. Mereka memilih bertahan karena terdampak banjir cukup parah.
Menurutnya, air yang sempat merendam di kelurahan sudiang dan daya sudah mulai surut.
"Kalau di daerah Sudiang sudah kembali semua pengungsi, kalau di kantimbang tinggal sisa 70, karena itu yang parah" ujarnya, Jumat (12/3/2021).
Baca Juga: Dinkes Sebut Banjir Jadi Penyumbang Tingginya Kasus Covid-19 di Banjarmasin
Dia menyebut sore tadi hujan kembali mengguyur Makassar. Namun hal itu tidak membuat air di lokasi banjir kembali tinggi.
"Tidak ada penambahan, mudah-mudahan cepat surut," katanya.
Pemerintah kecamatan memastikan akan tetap menyiagakan dapur umum hingga dua hari kedepan. Termasuk posko kesehatan.
Baca Juga: Banjir Makassar, Ketinggian Air Nyaris Capai Atap Rumah
"Masi beroperasi, kalau tidak salah sampai dua hari kedepan," tutupnya.
Pemerintah kecamatan Biringkayya sebelumnya melaporkan ada 3 kelurahan yang terdampak banjir. Diantaranya kelurahan katimbang, daya dan kelurahan sudiang.
Data terakhir tercatat, di kelurahan Katimbang, ada empat lokasi banjir, yaitu perumahan Kodam 3, Perumahan BTP Blok AF, Perumahan Bukang Mata, dan Perumahan Mangga 3 bagian belakang.
Ada sebanyak 60 KK atau 130 jiwa, yang mengungsi di Posko pengungsian Masjid Grand Rahmani.
"Untuk di kelurahan Daya, lokasi banjir ada di sekitar barang turungan, tapi belum ada pengungsi," ujar Andi Syahrul kemarin.
Baca Juga: Akibat Banjir Makassar, Arus Lalu Lintas di Jalan Protokol Macet Parah
Di kelurahan Sudiang sendiri ada 2 lokasi banjir, yaitu; Perumahan Bumi Permata Sudiang 1 dan Perumahan Kompleks Purn TNI AU 1.
"Untuk Perumahan Patte'ne, warga yang mengungsi sekitar 70 KK, terbagi dua yaitu di Masjid Annabawi 25 KK, dan untuk di Masjid Hadijah 45 KK, dengan total Warga 150 orang," terangnya.
Sementara itu, Walikota Makassar, Danny Pomanto mengatakan, daerah Kodam 3 sudah menjadi langganan banjir, dan tahun ini sudah 3 kali terjadi banjir.
Baca Juga: Tak Terima Ponakan Banjir Cibiran, Paman Nadya Arifta Angkat Bicara dan Mengaku Keturunan Sultan
Menurutnya hal ini terjadi karena dua faktor, pertama akibat meluapnya sungai biring jene, dan kedua akibat kesalahan tata ruang.
"Kalau diliat dari asal usul air ini, ada di sungai biring je'ne, yang mengalir di perbatasan Maros, nah itukan tupoksinya Pompengan," ujar Danny saat mengunjungi langsung daerah banjir di BTN Kodam 3, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanayya, Kamis (11/3/2021).
"Saya tadi sudah mengimbau, dan saya mau minta ijin sama Balai Besar Pompengan, dari pada saya menunggu lama. Saya kerahkan alat berat, dalam 1-2 hari. Begitu (air) surut, saya kasi baik itu sungai dulu. Kami punya 2 eskafator apung, yang akan melakukan itu," lanjutnya.
Faktor kedua, karena kesalahan tata ruang, menurut Danny adanya ijin membangun di lokasi penampungan air, seperti rawa-rawa dan danau.
Baca Juga: Makassar Siaga Banjir, Wali Kota Imbau Waspada Curah Hujan Tinggi
"Ini adalah kesalahan tata ruang, yang sejak awal memberikan ijin di tempat air, jadi sebenanrya kalau kita lihat, ini bukan banjir, tapi tempat air yang ditinggali, sehingga kalau ada hujan air datang lagi," jelasnya.
"Tapi kita kan tdk boleh mengeluh karena kenyataan sudah begitu. Maka prinsipnya perbaikan sungai utama, Insyallah," sambungnya.
Pihaknya pun akan menyiapkan lokasi pengungsian permanen, jika kembali terjadi hal serupa.
"Kami juga akan siapkan tempat pengungsian permanen, jadi kalau ada apa-apa, kita langsung kesitu tidak usah kita sembarang lagi begini," kata Danny.
"Saya akan segera anggarkan itu pengungsian, disini (kodam 3), Manggala blok10, dan lokasi yang merupakan langganan banjir tahunan," tutupnya.
Baca Juga: Kementerian LHK Nyatakan Siap Bantu Penanganan Banjir di Kalsel