Selepas terkumpul di Sekayu barulah dibawa ke Demak melalui Kali Semarang yang letaknya tak jauh dari Sekayu.
Sejarah Kampung Sekayu berawal dari keinginan Sunan Kalijaga menampung kayu-kayu jati untuk pembangunan Masjid Demak.
Bahkan di kampung Sekayu juga masih banyak ditemukan rumah-rumah dengan dinding dari kayu, berbentuk atap limasan.
Rumah-rumah berdinding kayu biasanya dilengkapi dengan lubang ventilasi berbentuk ornamen tombak yang fungsinya sebagai tolak bala.
Baca Juga: Djamoe Jun, Kuliner Legendaris Khas Semarang yang Susah Ditemukan
Rumah-rumah berdinding kayu dengan atap limasan, bisa dijumpai jalan kecil atau gang Sekayu Kepatihan atau gang Sekayu Tumenggungan, yang merupakan kawasan tempat tinggal para patih dan tumenggung.
Sekayu adalah sebuah bukti tentang eksistensi kampung tua di tengah kota.
Pemerintah Kota Semarang dapat menata kampung asli mulai dari perbaikan jalan, sarana umum, ruang terbuka, hingga merehab rumah warga yang masih kumuh.
Gang-gang sempit justru punya daya tarik bagi wisatawan agar mereka berjalan kaki menikmati daya tarik kampung asli.
Baca Juga: Wisata Kuliner Khas Kota Semarang, yang Wajib Kamu Coba Saat Berkunjung