Sonora.ID - Vaksin AstraZeneca kini tengah menjadi perbincangan dunia karena adanya keluhan pembekuan darah yang dialami beberapa orang di Eropa.
Hingga artikel ini diterbitkan, ada sebanyak 15 negara yang memberhentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dan Oxford tersebut.
Untuk menenangkan masyarakat, Badan Pengawan Obat dan Makanan BPOM ikut menunda penggunaan vaksin AstraZeneca selama hasil investigasi kasus pembekuan darah belum terungkap.
Berikut fakta-fakta vaksin AstraZeneca yang dilansir dari Kompas.com:
Baca Juga: BPOM Anjurkan RI Tak Pakai Vaksin AstraZeneca, Ini Alasannya
1. Memakai Adenovirus
Sesuai namanya, vaksin AstraZeneca dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan asal Inggris AstraZeneca yang bekerjasama dengan Oxford University.
Vaksin tersebut dibuat didasarkan pada adenovirus simpanse, yang dimodifikasi untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.
Vaksin vektor virus ini dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse. Virus flu simpanse tersebut kemudian diubah secara genetik untuk memasukkan urutan genetik dari protein spike yang digunakan virus corona untuk masuk ke sel manusia.
2. Penyimpanannya mudah
Para ahli menilai metode penyimpanan vaksin AstraZeneca tidak terlalu rumit. Tak seperti kebanyakan vaksin pada umumnya, vaksin ini hanya membutuhkan suhu 2-8 derajat celcius untuk penyimpanan.
3. Efektif untuk lansia
Dalam laporan BBC, 29 Januari 2021, otoritas vaksinasi Jerman menegaskan suntikan vaksin AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada orang berusia di bawah 65 tahun.
Kemudian, direkomendasikan kepada orang berusia 18-64 tahun di setiap tahap. Para ilmuwan yang melakukan uji coba vaksin AstraZeneca di Inggris menemukan bahwa orang di atas 65 tahun mempunyai respons kekebalan yang kuat terhadap vaksin.
Setelah menerima suntikan, darah akan mempunyai banyak antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus corona.
Baca Juga: Pemerintah Tunda Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Buatan Inggris
4. Lawan varian baru
Melansir Kompas.com, kepala perusahaan di balik vaksin Oxford-AstraZeneca menyampaikan bahwa para peneliti yakin vaksin yang dikembangkannya efektif melawan jenis varian virus baru B.1.17.
"Sejauh ini kami pikir vaksin harus tetap efektif. Tapi kami tidak bisa memastikan, jadi kami akan mengujinya," ujar Kepala Eksekutif Astra Zeneca Pascal Soriot.
Seperti diketahui, mutasi virus corona ini telah membuat peningkatan kasus di Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya. Mutasi virus B.1.1.7 disebut lebih mudah menular dibandingkan virus corona varian lainnya.
5. Harga 3-4 dollar AS
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZenea dan Oxford dijual dengan harga berkisar antara 3-4 dollar AS per dosisnya. Sementara itu, Wakil Ketua Eksekutif Biopharmacuticals R&D di AstraZeneca Mene Pangalos menyampaikan perusahaan tengah bersiap untuk memproduksi 3 miliar dosis vaksin di tahun 2021.