Lebih lanjut, Wali Kota Jaya Negara mengungkapkan bahwa kemajuan pariwisata dimanapun akan membawa dampak terhadap meningkatnya volume sampah.
Karenanya, selain fokus pada pelaksanaan vaksinasi dan penanganan Covid-19, pihaknya juga mendorong desa/kelurahan dapat memiliki sentra pengolahaan sampah secara mandiri.
“Sampah ini adalah bom waktu, sehingga diperlukan penanganan yang baik dan berkelanjutan, disini kami memberikan dukungan penuh bagi desa/kelurahan untuk membentuk TPSS atau pengolahaan sampah dari sumber, sebagai wujud penanganan berkelanjutan,” tegas Walikota Jaya Negara.
Untuk itu, Walikota Jaya Negara mengajak seluruh masyarakat untuk menata kembali pariwisata di Sanur.
Dimana, masih adanya waktu sebelum resmi dibuka dapat dimanfaatkan untuk menata pariwisata di Sanur. Sehingga kedepanya Sanur yang sudah terkenal ini dapat menjadi kawasan strategis yang memberikan dampak maksimal dalam pengembangan kepariwisataan di Kota Denpasar.
“Jadi disini kami memperkenalkan bagaimana kita bersama membangun Denpasar dengan konsep Vasudhaiva Kutumbakam yang mengandung makna menyama braya, dimana kita semua adalah saudara yang saling membantu satu sama lain. Dan pembangunan Kota Denpasar akan terus digerakkan dari desa/kelurahan, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat secara langsung,”terangnya.
Sementara itu, Lurah Sanur, IB Raka Jisnu menyampaikan bahwa pelaksanaan simakrama ini sangatlah tepat untuk menyerap aspirasi masyarakat. Sehingga apa yang menjadi masalah di lapangan dapat diketahui secara langsung dan diciptakan solusi untuk mengatasinya.
Baca Juga: Masa Jabatan Rai Mantra-Jaya Negara Selesai, Pj Sekda Ditunjuk Jadi PLH Walikota Denpasar